Harga Saprodi Pertanian Melonjak, DPRD Minta Pemkab Programkan Bantuan Stimulan

Foto Wakil Ketua DPRD Berau Achmad Rifai

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Berkepanjangannya pandemi corona vitus disease 2019 (covid-19) ternyata berdampak terhadap harga sarana produksi (saprodi) pertanian. Dimana kenaikan mencapai 100 persen, apabila hal ini tidak disikapi dengan bijak oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau maka petani yang akan menderita. Karena itu selaku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bumi Batiwakkal, Achmad Rifai meminta agar ada program bantuan stimulan berupa saprodi pertanian.

“Jadi hendaknya sebelum menggodok Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Perubahan tahun ini juga RAPBD Tahun Anggaran (TA) 2023 harus kita matangkan program bantuan tersebut. Harapan kami bukan hanya saprodi pertanian tetapi juga sarana produksi peternakan (sapronak) serta perikanan, guna wujudkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang maju dbern basis teknologi. Insya Allah APBD kita sanggup, beberapa waktu lalu kita sudah ada hitung-hitungan, dan saya berharap Pemkab Berau dapat merealisasikan,” ungkap Wakil Ketua DPRD Berau, baru baru ini.

Luar biasa kenaikan harga saprodi saat ini tambah tokoh politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, bayangkan untuk harga racun sebelum ada kenaikan normalnya jenis herbisida seperti merk gempur, rojer, noposat dan lain sebagainya itu masih di kisaran harga Rp 900 ribu. Tapi saat ini harga sudah mencapai Rp 2 juta. “Belum lagi harga pupuk, dimana pupuk yang subsidi saja sudah tinggi harganya bagaimana petani bisa kita berdayakan kalau harga racun dan pupuk 100 persen kenaikannya. Jadi dulu harga untuk pupuk NPK yang subsidi hanya Rp 140 ribu sekarang menjadi Rp 380 ribu,” kata Achmad Rifai.

Lanjut beliau, apalagi kalau berbicara pupuk yang non subsidi jenis pelangi saat ini sudah hampir Rp 500 ribu. Bayangkan bagaimana nasib petani sawit, sayur, padi dan lain sebagainya kalau harganya yang dulu masih bisa dicapai petani. Tapi sekarang harganya melambung, belum lagi racun juga harga sudah meroket. Tentunya apabila pemerintah tidak turun tangan pasti akan sangat membebani petani jika harga pupuk dan racun tersebut tinggi, karena tidak sesuai dengan hasil produksi mereka.

“Itu sebabnya kami meminta agar petani kita tidak banyak yang tumbang mari diprogramkan bantuan yang bisa menyuport petani kita. Maksudnya kita harus bisa wujudkan pemberian bantuan saprodi juga sapronak secepatnya, jangan sampai ini menjadi senjata orang bisa mejatuhkan kita akibat tidak tepati janji. Jadi kita tidak hanya sekedar berjanji tetapi benar benar kita realisasikan apa yang menjadi program kita untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan didaerah kita tercinta ini,” imbuh Wakil Ketua Achmad Rifai. (Adv/Nht)

www.swarakaltim.com @2024