Foto suasana Bimtek.
TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Saat ini Kabupaten Berau untuk Ideks Inovasi Daerah Tahun 2022 masih dalam status Kabupaten / Kota yang kurang inovatif. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) mencoba mengurai permasalahan tersebut dan berusaha naik peringkat.
Bertempat di Gedung RPJPD Kamis sampai Jum’at (11-12/08/2022) Bappelitbang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengisian Inovasi Daerah. Acara dibuka oleh Asisten II Sekab Berau Agus Wahyudi dan dihadiri oleh seluruh OPD di Kabupaten Berau.
Hadir sebagai Narasumber dari Kementrian Dalam Negeri Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Drs. Matheos Tan, MM dan Badan Srategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri, Kus Yoga Bimasakti, S.STP. Berdasarkat datam Tahun 2021 Kabupaten Berau masih menempati peringkat ke-260 dari 415 Kabupaten se Indonesia.
Dalam sambutanya Asisten II Agus Wahyudi membenarkan bahwa saat ini Pemkab Berau masih berada diurutan Kabupaten yang kurang inovatif. Melalui Bimtek tersebut, Asisten II berharap aka nada kisi kisi dari Narasumber yang langsung datanf dari Pusat Inovasi kemendagri agar Berau bisa naik peringkat.
“Memang di Berau sudah banyak inovasi inovasi dari temen temen didaerah yang tumbuh dari masing masing OPD, oleh sebab itu perlu diclearkan ke Kemendagri apa factor penyebab inovasi tersebut masih banyak yag belum terdaftar, sehingga menyebabkan Berau menjadi salah satu Kabupaten yang kurang inovatif, “papar Agus Wahyudi.
Sementara itu Kepala Bapelitbang melalui Kabid Inovasi Daerah Santi Fatimah mengatakan, bahwa tujuan utama dari Bimtek yang saat ini digelar adalah berusaha mencari terobosan dan strategi untuk menaikan level penilaian Kabupaten Berau untuk kategori inovasi Daerah.
“Peranan temen temen operator dari OPD sangat kami harapkan untuk mendongkrak penilaian daerah kita, jangan sampai kita makin terpuruk dengan semakin minim inovasinya. Banyak peluang dan masalah yang bis akita carikan solusinya melalui inovasi, “tutur Santi.
Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Drs. Matheos Tan dari Kemendagri minta agar inovasi daerah benar benar dilaporkan lengkap dengan data, penunjangnya. Identifikasi masalah awal untuk menentukan judul dan data yang akan diusung dalam inovasi sangat penting dalam menentukan lolos tidaknya verifikasi inovasi. Selain itu Matheos juga menyarankan Kabupaten Berau untuk menyelenggarakan lomba inovasi, agar merangsang para inovator untuk lebih mengembangkan inovasinya.
“Bahkan jika memungkinkan disetiap Kampung juga memiliki inovasi inovasi yang hasil akhirnya bisa mendongkrak perkembangan daerah, kan tidak semuanya harus berbasis online, jika level kampung yang minim internet, bisa dilakukan dengan cara manual, “tegas Matheos.
Matheos juga menambahkan, adapun beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam usulan inovasi antara lain adalah, Tahapan Inovasi, Inisiator Inovasi, Jenis Inovasi, Bentuk Inovasi, Inovasi Tematik, Urusan Inovasi Daerah, Waktu Uji Coba.
Strategi lainya untuk mendongkrak nilai dan peringkat adalah jumlah SDM yang mengelola inovasi. Disarankan agar setiap daerah minimal memiliki 30 SDM yang menangani inovasi daerah dengan dibuatkan SK oleh Kepala Daerah sebagai pengelola inovasi.
“Namun jangan sampai karena mengejar jumlah SDM yang ditunjuk, ada yang tidak memahami tentang inovasi, harus selektif juga penjaringan operatornya, “pungkas Matheos. (Nht).