SAMARINDA, Swarakaltim.com – Setelah tiga hari mengikuti pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku bagi kader Posyandu dan pendampingnya se kota Samarinda dengan metode emo demo, kini semakin kuat dan berkomitmen dalam memerangi kasus stunting di kota Samarinda.
Hal ini terungkap dalam penutupan pelatihan yang dirangkai dengan Pembacaan Deklarasi “Bersama Atasi Stunting” di Hotel Selyca Samarinda, Jumat (18/11/2022).
“Tadi bersama berkomitmen membaca deklarasi dalam mengatasi stunting di kota Samarinda. Tidak cukup disini, untuk semakin memantapkan langkah-langkah para kader Posyandu dan pendampingnya dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan pengurus PKK kecamatan akan dibuatkan SK karena telah mengikuti pelatihan,” ucap Ketua Tim Penggerak PKK kota Samarinda Hj Rinda Wahyuni Andi Harun saat menutup kegiatan.
Tak hanya ini, lanjut Rinda yang juga ketua Forum Kota Sehat (Forkots) Samarinda ini, akan membuat rencana pelatihan lagi.
“PKK kecamatan juga harus melaksanakan Emo Demo di Posyandu,” pinta isteri wali kota Samarinda ini.
Menurutnya lagi, sesuai panduan pelatihan Emo Demo dilaksanakan per 3 modul. Oleh karena itu diharapkan Rinda untuk seluruh peserta pelatihan ini, membaca kembali modul yang telah diberikan.
“Kemudian juga dapat membuat Grup WA yang beranggotakan seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini yang berguna untuk mendata jika ada pelatihan lanjutan dikemudian hari. Selain itu juga saling bertukar informasi, terutama dalam kepentingan bersama mengatasi stunting,” tandasnya.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras untuk mewujudkan kegiatan bagi kader dan juga kepada para Nara Sumber dari Fasilitator Asosiasi Fasilitator Emo Demo (Asfed) Jawa Timur serta seluruh peserta pelatihan yang sudah bekerja sama dengan baik.
Seperti diketahui lanjut Rinda, salah satu masalah gizi pada balita di Indonesia adalah Stunting dan penyebabnya adalah persoalan gizi baik untuk ibu hamil maupun baduta dan balita atau siklus kehidupan sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun (1000 Hari Pertama Kelahiran).
Di Samarinda sendiri disampaikan Rinda data tahun 2022 menunjukkan jumlah balita stunting per sasaran balita sebanyak 2.345 balita dan Prevalensi Stunting nya 15,5% sedangkan jumlah ibu hamil 14.209 orang.
Pencegahan stunting dilakukan melalui 5 pilar, yaitu Komitmen dan visi kepemimpinan, Kampanye Nasional dan komunitas perubahan perilaku, Konvergensi program pusat, daerah dan desa, Ketahanan pangan dan Gizi, Pemantauan dan Evaluasi.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk merubah perilaku kelompok masyarakat khususnya pada ibu hamil dan ibu/pengasuh balita dalam pencegahan stunting , disinilah pentingnya peranan tenaga kesehatan dan kader posyandu dalam mengedukasi masyarakat di kota Samarinda.
Atas segala dasar itulah melalui metode Komunikasi Perubahan Prilaku terkait perbaikan gizi pada 1000 HPK yang dinamakan Emotional Demonstration (Emo Demo) yaitu edukasi kepada ibu hamil dan balita yang intraktif dan mengguggah emosi, maka Tim Penggerak PKK Kota Samarinda mengadakan kegiatan Traning Of Trainer ( TOT ) Pelatihan Komunikasi Perubahan Prilaku bagi Kader Posyandu dan Pendamping melalui metode Emo Demo se-Kota Samarinda.
Peserta sebanyak 80 orang terdiri dari 60 Kader Posyandu Se-Kota Samarinda, 10 orang PKB, 10 orang TP PKK Kecamatan.(dho)