SAMARINDA, Swarakaltim.com – Anggota DPRD Provinsi Kaltim Puji Setyowati SH MHum tak pernah bosan untuk terus menyuarakan mengokohkan 4 pilar kebangsaan agar tidak hilang diterpa kemajuan teknologi yang akan menggerus jika dibiarkan terus tanpa ada filterisasi.
“Saya selaku anggota DPRD terpanggil membangkitkan kembali jiwa nasionalisme. Saya khawatir jika tidak ada wawasan kebangsaan yang membangkitkan rasa gotong royong, saling asah, asih, asuh, nasionalisme, patriotisme dan persatuan. Jika 4 pilar kebangsaan tidak kita kokohkan hari ini, khawatir akan jauh dari kehidupan kita,” ucap Puji saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswabang) di Perumahan Artas kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang, Senin (19/12/2022).
Oleh karena itu lanjut Puji melalui sosialisasi wawasan kebangsaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang 4 Pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Dikatakan Puji kemajuan zaman yang diikuti kecanggihan teknologi dan kemudahan dalam menerima berbagai informasi positif maupun negatif yang kini cukup di genggaman tangan, jika tanpa proteksi dikhawatirkan menjadi pemicu lunturnya rasa kebangsaan atau nasionalisme terlebih para generasi muda yang sekarang di era mileneal.
“Kurang lebih 2 tahun anak-anak diberi kepercayaan menggunakan HP karena di masa pandemi Covid-19 pembelajaran sistem daring dari rumah. Tetapi dampak negatif tidak bisa kita biarkan terus menerus tanpa harus diproteksi,” ungkap Puji yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim ini.
Sementara narasumber Erham Yusuf dari Pemkot Samarinda yang pernah menjabat kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik menekankan pentingnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan juga menjaga kondusifitas.
“Seperti kita ketahui Uni Soviet dulu merupakan negara besar dan Adi Kuasa. Namun akhirnya terpecah-pecah dan menjadi negara konflik hingga saat ini terjadi perang antara Rusia dan Ukraina. Kalau kita tidak menjaga negara kita ini, nanti akan terpecah belah. Samarinda negara sendiri, Balikpapan negara sendiri. Persoalannya kita yang besar aja bisa dipermainkan hingga beratus-ratus tahun, apalagi kalau kita terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kita berhasil dijajah beratus tahun karena mereka berhasil mengadu domba. Hingga saat ini pun banyak upaya bagaimana kita ini terpecah belah menjadi negara kecil,” ungkap Erham.
Untuk itu Erham berpesan pentingnya persatuan dan kesatuan yang harus terus dirawat dan dijaga dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Begitu pula narasumber Guntur Pribadi yang kesehariannya dari Advokat yang juga Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum Ansor Kaltim.
“Pendiri bangsa sudah merumuskan perekat keanekaragaman budaya kita. Perekat ini adalah Pancasila,” tegasnya.
Menurutnya ini mesti bersyukur dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebab, Pancasila yang hingga kini membuat perbedaan menjadi akur, bersatu dan hidup damai.
“Bahkan pihak luar negeri saat ini tengah belajar ke Indonesia mengenai toleransi. Di sana, gesekan antar budaya, suku terus terjadi. Mereka melihat Indonesia selalu damai. Meski ada perselisihan antar suku, itu sekadar riak kecil saja. Ayo bangkitkan kebanggaan bernegara Indonesia. Jaga terus persatuan dan kesatuan,” pungkas Guntur.(dho)