SENDAWAR, Swarakaltim.com – KIANG atau tas terbuat dari anyaman rotan khas masyarakat pedalaman dan digunakan Dayak Benuaq Tunjung sebagai alat membawa barang-barang mereka.
KIANG bagi masyarakat pedalaman Kalimantan Timur (Dayak Benuaq Tunjung( dan Kalimantan Utara (Dayak Kenyah) menjadi perlambang kesederhanaan dan pekerja keras.
“Sederhana sebab alat tradisional hanya terbuat dari rotan, dan pekerja keras karena tas ini kuat, serta biasa kami manfaatkan mengangkut barang-barang berat sampai puluhan kilogram,” kata Pak Hanyek, warga Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, dikutip Swara Kaltim melalui berita Biro Adpim Setprov Kaltim.
Ada kaitan apa, KIANG dengan orang nomor satu Benua Etam, Gubernur Isran Noor?
“Pak Gubernur, orangnya sederhana, baik hati dan pekerja keras,” ungkap Pak Hanyek jujur.
“Saya sudah lama mengagumi Beliau. Dan Pak Gub, selalu ngomong kalau dia tu penyuluh, sampai sekarang,” imbuhnya dengan wajah ceria.
Kenapa Pak Hanyek merasa ceria dan bahagia?
Ternyata pria kelahiran Barong Tongkok, 51 tahun lalu itu, pada malam silaturahmi Pemerintah Provinsi Kalimantan dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat serta warga Kutai Barat secara pribadi memberi cinderamata.
Kenang-kenangan diberikan kepada Wakil Gubernur Hadi Mulyadi, Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, Ketua DPRD Kaltim H Hasanuddin Mas’ud, Anggota DPDRI Nanang Sulaiman.
Cinderamata terkhusus Gubernur Isran Noor diserahkan oleh Bupati Kutai Barat FX Yapan di Panggung Alun-Alun Itho Sendawar, Rabu 13 September 2023.
“Terimakasih Bapak Gubernur, juga Bapak Wakil Gubernur sudah datang ke Kubar. Ini sesuai janji Beliau kemarin waktu WA saya,” akunya.
Tas rotan khusus perempuan disebut Berangka, diberikan kepada Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni.
Kiang maupun Berangka biasa digunakan warga Dayak untuk mengangkut buah-buahan, hasil alam dan kayu bakar.
“Tapi sekarang sudah langka. Padahal Kiang dan Berangka sebagai barang tradisional ini memiliki filosofi dan histori bagi kami orang Dayak,” tutupnya.(aya/sk)
