7 Wanita Hamil Meninggal Dunia, Pemkab Kukar Ingatkan Warga Tegakkan Prokes.

TENGGARONG, Swarakaltim.com – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar terus berupaya selalu mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten kukar, agar tetap menegakkan Protikol Kesehatan (Prokes).

Memasuki gelombang kedua penyebaran covid-19 varian delta ini memang terbukti ganas, sehingga telah banyak yang jadi korban bahkan ada tujuh ibu hamil meninggal dunia bersama dengan anak dalam kandungannya.

Melalui zoom meeting dengan awak media, Sabtu (24/7/2021), Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara dr. Martina Yulianti, Sp.PD, Finasim, M.Kes (MARS) selaku Sekretaris Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kab. Kukar mengatakan bahwa perkembangan kasus Covid-19 di Kukar, Per tanggal 24 Juli 2021 ada penambahan 329 kasus positif baru, 72 kasus sembuh dan 19 kasus meninggal dunia.

“Hingga hari ini kasus COVID-19 di Kutai Kartanegara adalah 17.141 kasus terdiri dari 17.131 kasus baru dan 10 kasus reinfeksi, dengan rincian 3.245 orang sedang menjalani isolasi, 13.507 orang dinyatakan telah sembuh, 389 kasus meninggal dunia dan 7 kasus probable,” lanjutnya.

“Dan saat ini kapasitas RSUD AM Parkesit sudah penuh dengan keterbatasan medis, dan saat ini pasien Covid-19 berjumlah sekitar 300 pasien, sedakang wisma atlet ada sekitar 200 pasien, itu hanya di Tenggarong Seberang, belum di Rumah Sakit lainnya yang ada di Kukar,” jelasnya.

“Untuk itu, dalam waktu dekat ini akan memanfaatkan gedung Putri Karang Melenu (PKM) Tenggarong Seberang untuk pasien Covid-19 tingkat ringan serta memanfaatkan sejumlah Hotel di kota Tenggarong akan digunakan untuk tempat isolasi warga yang terpapar positif Covid-19, dan ini merupakan langkah strategi apabila terjadi lonjakan,” terangnya.

“Hal ini dilakukan agar mudah di pantau serta tidak terjadi kontak langsung dengan pihak keluarganya, dan saat ini kita lagi mengupayakan berbagai kelengkapannya, seperti peralatan serta tenaga kesehatannya, sedangkan tenaga ini tidak mudah didapat” ujarnya.

Ia tegaskan bahwa gelombang kedua saat ini lebih parah dari gelombang pertama, karena virus varian delta penularannya lebih cepat., dan saat tenaga medis kesulitan merawat pasien yang jumlahnya terlalu banyak dan tidak ada RS yang sanggup menampung jumlah pasien yang terus meningkat.

“Ada satu kasus orang tua tidak pernah keluar rumah, tetapi yang bersangkutan menerima tamu dari anak muda yang terkonfirmasi positif covid-19, dan akhirnya terpapar kemudian meninggal dunia, sedangkan anak muda tersebut justru telah sembuh,” ungkapnya.

“Jalan terbaik dalam hal ini pencegahan covid-19 ini, hanya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes secara ketat, serta tidak menganggap remeh virus apalagi mengatakannya tida ada,” pesannya.

“Ayo kita bersama tegakkan prokes dan semua pihak juga ikut bersinergi dalam menghadapi serta demi memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini,” ajaknya.

“Kita harus optimis, Insya Allah Covid-19 ini segera melandai, semua itu tergantung dari kesadaran masing masing, bagaimana bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19” pungkasnya. (Adv/AI)

Loading

Bagikan: