
Foto suasana saat petugas melakukan uji kualitas air di produksi Perumda Batiwakkal.
TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Jika mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 492/MENKES/PER/IV/2010 tanteng persyaratan kualitas air minum, standar kekeruhan untuk pelayanan Perusahaan Air Minum adalah 5 Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Akan tetapi guna memaksimalkan pelayanan, Perumda Air Minum Batiwakkal meskipun tarif diberlakukan terendah se Kalimantan Timur (Kaltim) tetap konsisten produksi air turbidity nya 0,2 NTU.
Menurut penjelasan Direktur Utama Perumda Air Minum Batiwakkal Saipul Rahman, tingkat NTU tersebut yang mempengaruhi kadar kejernihan air. Semakin tinggi nilai NTU nya, maka airnya akan semakin keruh. Hanya saja menurut beliau, masyarakat Kabupaten Berau terbiasa dengan air jernih, sehingga jika keruh sedikit saja, maka warga akan complain.
“Meskipun sesuai aturan Permenkes, batasnya masih dibolehkan sepanjang tidak melebihi 5 NTU, namun kita berupaya menjaga komitmen memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat selaku pelanggan, makanya kita tetap berupaya hasil produksi Perumda kualitas air minum nya 0,2 NTU,“ ungkap Saipul.
Bahkan untuk menjaga kepercayaan pelanggan, air di produksi Perumda rutin dilakukan uji kualitas baik di Instalasi Pengolahan Air (IPA) pelanggan dekat, pelanggan tengah juga pelanggan jauh. Mengenai tarif pelanggan yang tergolong rendah se Kaltim jelas beliau, bisa dicek apakah ada perusahaan air minum di Kaltim berlakukan tarif Rp 4.600 per meterkubik selain di Berau. Perumda belum menaikkan tarif, namun sudah ada pertimbangan kesana.
“Bagaimana perusahaan untung, padahal tarifnya rendah, sebab kami seluruh karyawan juga karyawati Perumda Batiwakkal berusaha komitmen dengan kondisi apapun harus tetap menjalankan tugas sesuai dengan bidangnya masing masing secara maksimal dalam memberikan pelayanan ke masyarakat. Serta harus bisa membaca peluang, agar bisa menghemat biaya operasional disetiap bagian,” ujar Saipul Rahman. (Nht).