Angka Stunting Turun Jadi 9,8 Persen

Gelar Diseminasi dan Publikasi, Paparkan Hasil Kerja TPPS

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kerja keras, kerja kompak Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kota Samarinda didukung berbagai elemen masyarakat dan tentunya masyarakat kota Samarinda telah memperlihatkan hasil positif, dimana terjadi penurunan angka pada kasus stunting di kota Samarinda di tahun 2022 menjadi 9,8 persen.

Hal ini terungkap dalam Diseminasi dan Publikasi Hasil Pengukuran Data Stunting tingkat Kota Samarinda di Ruang Mangkupelas Balaikota Samarinda, Selasa (4/10/2022).

Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting kota Samarinda, dr Rudy Agus Riyanto menyampaikan hasil pengukuran data stunting di 10 Kecamatan.

Rudy mengatakan hasil analis pengukuran data stunting untuk tahun 2022 mengalami penurunan. Dimana tahun 2021 lalu, angka stunting mencapai 10,74 persen dan menurun untuk tahun ini menjadi 9,8 persen. Dengan progres kenaikan entry sasaran menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021.

“Begitu pun dengan entry penimbangan dan pengukuran untuk tahun ini naik sebesar 37,1 persen dari 29,16 persen di tahun sebelum,”urai Rudy dalam kegiatan yang dilaksanakan secara Offline dan Online ini.

Ia menjelaskan, jika data tadi hasil pengumpulan dari bulan Januari hingga Agustus kemarin. Dan akan dijadikan sebagai langkah kerja untuk tahun berikutnya. Sehingga pihak Kecamatan dan Kelurahan nanti bisa segera melakukan langkah-langkah penanganan dan pencegahan terhadap wilayah yang kasus stuntingnya masih tinggi.

“Dari hasil data ini boleh dibilang Kecamatan Samarinda Seberang, Samarinda Ulu, Utara dan Sambutan masih tinggi untuk kasus stunting. Jadi tolong pak Camat dan pak Lurah untuk menganalisa apa penyebabnya dengan melihat kondisi wilayahnya masing-masing,” pintanya.

Rudy juga menambahkan, jika aksi pengukuran dan publikasi tadi bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur dan mengukur prevalensi stunting di tingkat Kecamatan serta kelurahan secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan.

Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi dalam arahannya menaruh point-point penting dalam menempatkan masalah stunting sebagai persoalan serius yang dihadapi bangsa saat ini.

Untuk itu penting menurut dia, masalah tadi bisa diatasi bersama dalam menghasilkan anak-anak emas sebagai pewaris bangsa.

“Karena masalah stunting ini mempengaruhi intelektual anak. Jadi tidak mungkin bangsa ini bisa mengalami loncatan yang luar biasa kalau anak-anak kita sendiri tidak sehat,” kata Wawali yang juga ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting.

Oleh itu, ia mengingatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting Samarinda agar dalam melakukan aksi program harus terarah dengan target yang jelas. Sehingga program penurunan bisa terukur, khususnya yang berkaitan dengan data.

“Tadi penjelasan dokter Rudy data sasaran target tahun ini mengalami kenaikan menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021. Saran saya kenapa tidak dibulatkan menjadi 86 persen biar pengukurannya bisa mengetahui secara persis anak-anak yang berisiko stunting secara riil. Karena setiap tahun data ini terus tumbuh,”jelas Wawali.

Selain itu, Rusmadi juga mengapresiasi kepada Camat dan Lurah yang telah memanfaatkan dana pro bebaya untuk memperbaiki lingkungan dan sanitasi agar menjadi sehat.

Ia juga berharap agar perhatian yang sama juga bisa diberikan kepada Posyandu dalam pengadaan peralatan standar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga.

Hadir dalam diseminasi dan publikasi pagi itu Ketua Komisi IV DPRD Samarinda dr Sri Puji Astuti dan Ketua TP PKK Samarinda Rinda Wahyuni Andi Harun.
(dho/kmf-smr)

www.swarakaltim.com @2024