BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Guna mencari infornasi terkait penggunaan digitalisasi pada pelayanan yang diberikan oleh Perumda Tirta Manuntung (PDAM) Kota Balikpapan, Komisi II DPRD Balikpapan melakukan kunjungan lapangan, Jumat (25/11/’22).
Kunjungan dipimpin langsung Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Suwanto beserta para anggotabya, dalam kesempatan tersebut, Komisi II ingin menanyakan terkait pembuatan program digitalisasi informasi berkaitan dengan sambungan baru dan layanan untuk masyarakat yang diperkirakan Desember 2022 ini sebagian besar tuntas.
“Jadi ada program informasi yang disampaikan dalam bentuk digital, misalnya pembayaran air dan pencatatan air termasuk peta wilayah pipa lagi dibentuk digital oleh PDAM Balikpapan,” ujar Suwanto kepada media, Senin (28/11/’22).
Kata Suwanto, tujuan lainnya untuk melihat secara nyata apakah progres nya berjalan atau tidak dan ternyata terus berjalan.
“Dari data yang tercatat ada 114.000 ribu sebagai pelanggan tetap PDAM Balikpapan, nantinya PDAM kita harapkan untuk sambungan baru bisa dituntaskan dan mempercepatnya, karena banyaknya masalah itu karena bahan baku air yang terbatas,” akunya.
“Sekaligus kita akan tahu permasalahan pokoknya seperti apa dan jalan keluar penyelesaiannya,” tutur politisi PDIP ini.
Terpisah, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan yang berharap dengan adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU), bisa berdampak baik bagi Kota Balikpapan. Terutama, dalam mendukung penyedian air baku.
Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan Supriyadi mengatakan, saat ini terkait pasokan air yang akan dibantu dari Bendungan Semoibaru, sebatas informasi.
Ia membeberkan, belum ada keputusan resmi bahwa Balikpapan akan mendapatkan air 500 liter perdetik.
“Itupun belum ketahuan apakah 500 liter perdetik apakah dalam bentuk air baku atau air bersih, karena ini wilayah kewenangan Kementerian PUPR kita masih menunggu dan terus kooperatif menanyakan ke PUPR, termasuk jaringan pipa distribusinya,” ujarnya.
Katanya, karena masalah terbesar di Kota Balikpapan yang dihadapi ada 2, yakni angka kehilangan air yang tinggi dan kapasitas produksi air baku yang terbatas.
“Dalam jangka pendek 500 liter perdetik itu bisa teratasi karena kurang lebih sekitar 60 ribu sambungan pelanggan baru, tapi kalau dengan adanya IKN bahwa Balikpapan akan ada penambahan penduduk 700 ribu sampai 1 juta jiwa dengan 500 liter perdetik itu tidak cukup,” jelasnya.
Sekarang hanya mampu menghasilkan 1.510 liter perdetik dan mampu mengcover sekitar 114.000 sambungan atau sekitar 78 persen dari total penduduk Kota Balikpapan.
“Kita belum mengetahui seperti apa jaringan pipa distribusi, karena yang punya kewenangan Kementerian PUPR atau Badan Otorita. Besar harapan kita mendapat pasokan air bersih untuk menutupi defisit air baku di Kota Balikpapan,” pungkasnya.(*/tm)