Foto Anggota Komisi III DPRD Berau Suriansyah.

TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Jalur pesisir selatan Kabupaten Berau yang melalui Kecamatan Talisayan menuju Sangkulirang, Kutai Timur (Kutim) kini mendapat perhatian serius Pemerintah pusat (Pempus). Dimana tahun 2023 ini akses tersebut memperoleh budget anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk perbaikan jalur Berau-Kutim.
Apabila jalur itu sudah bisa maksimal difungsikan, selain memperpendek jalur distribusi barang dari Kutim ke Berau atau sebaliknya, akses yang ada juga merupakan jalur primadona wisatawan yang masuk ke Bumi Batiwakkal untuk berwisata diwilayah Kecamatan Pesisir. Setiap tahun tercatat 50 ribu wisatawan yang melewati jalur tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Suriansyah dalam obrolan beberapa waktu lalu di gedung DPRD Jl Gatot Subroto Kecamatan Tanjung Redeb. “Kalau menurut Informasi yang saya dapat, anggaran itu sudah termasuk pembangunan Jembatan Kaubun yang selama ini menjadi pembatas wilayah Kutim – Berau dikawasan Kecamatan Sangkulirang,“ terang Dewan satu satunya berhasil duduk di kursi empuk lembaga legeslatif Bumi Baiwakkal asal Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu.
Lanjut beliau, dengan adanya perbaikan akses jalur tersebut akan memicu potensi tingkat perekonomian semakin besar. Peluang bakal terbuka luas apabila jalur Talisayan-Sangkulirang sudah terealisasi 100 persen perbaikannya. Bayangkan baru dari sektor wisata, belum lagi distribusi hasil pertanian dan laut dari Kota Sanggam (julukan Berau) ke wilayah Kutim, Bontang dan Samarinda juga melalui jalur tersebut.
Tentu perbaikan jalur tersebut sudah lama dinantikan masyarakat, karena akses itu menjadi salah satu hal penting untuk mendorong tingkat perekonomian daerah yang lebih baik. Bahkan dengan kondisi saat ini saja setiap hari Minggu melalui jalanan tersebut masyarakat yang membawa sebanyak 10-20 ton ikan dari pesisir menuju berbagai kota di wilayah Kalimantan Timur.
“Kebetulan, area pantai Berau ini merupakan penghasil ikan terbesar di Kalimantan Timur, jadi jika kedepan ditunjang dengan jalur alternatif yang lebih pendek dan dekat ditambah jalannya mulus, tantu akan sangat memperluas pengembangan jalur ekonomi melalui jalur pesisir tersebut nantinya,“ jelas Suriansyah. (Adv/Nht/Asti).