SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pelaksanaan shalat Idul Fitri 1444 H/2023 Masehi di masjid Al Muhajirin Perumahan Borneo Mukti 2 jalan Damanhuri 2 RT 41 kelurahan Mugirejo kecamatan Sungai Pinang, walaupun jemaah membludak hingga ke luar bangunan utama masjid dan juga di lantai 2 yang baru selesai direnovasi, pelaksanaan jalannya shalat Ied tetap berlangsung khidmat
Sejak pukul 06.00 WITA warga mulai berbondong-bondong datang untuk melaksanakan shalat berjemaah, Sabtu (22/4/2023). Bertindak sebagai Khotib dan Imam Ustadz Adjie Muhammad Nisfu, S.H.I dan bilal Ustadz Suyuthi.
Ketua Umum Pengurus Masjid Al Muhajirin Dr H Hudali Mukti SH MH lebih awal menyampaikan ucapan Idul Fitri dan permohonan maaf.
Hudali yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ini melaporkan shalawatan (sedekah) selama bulan Ramadhan dan zakat, infak dan shadaqah serta fidyah yang dihimpun Unit Pengumpul Zakat (UPZ) masjid Al Muhajirin.
“Terima kasih atas kepercayaan dari jemaah dan warga RT 41 kepada kami pengurus masjid dan UPZ masjid, sebagai tempat menyalurkan shadaqah, infak, dan zakat maupun fidyahnya,” ucap advokat Samarinda ini.
Hudali juga menyampaikan rasa gembirannya seiring terus meningkatnya jemaah di masjid Al Muhajirin ini sehingga para pengurus terus terpacu dalam berbenah menyiapkan yang terbaik dan kenyamanan.
Adapun pengurus juga berinisiatif menambah shaf dengan memanfaatkan space yang kosong termasuk menyiapkan halaman belakang yang telah dipasang atap dan berlantai cor, sehingga walaupun membludak, para jemaah tetap terlindungi dan tetap khidmat melaksanakan shalat Ied.

Sementara khotib dalam nasehatnya mampu membawa suasana menjadi hening dan membuat jemaah meneteskan air matanya dengan materi tentang ibu.
“Beruntunglah yang masih memiliki ibu. Minta ampun dan minta maaf. Apapun kondisi terburuk kita, hanya ibu yang mau menerima. Ibu kitalah yang tiap hari mendoakan anak-anaknya. Kesuksesan yang kita dapat sekarang ini, adalah berkat doa ibu kita. Bahkan ibu kita rela ke tempatnya keluarganya meminjam uang untuk keperluan anak-anaknya. Tapi apa yang dilakukan anak-anaknya ketika sukses, ada yang bahkan menjadikan pembantu, bahkan ada yang berani membentak. Mohon ampunlah sekarang,” ucap Khotib.
Begitu pula bagi yang ibunya sudah meninggal, katanya masih ada kesempatan untuk membalasnya dengan doa. “Minimal 5 kali sehari kita mendoakan ibu kita. Jadi bukan berarti bakti sudah selesai bagi ibunya yang sudah meninggal,” tutur Ustadz Adjie M Nisfu.(dho)