Belajar Bersama Maestro Musik, Pelajar Kaltim Dalami Seni Gambus

SAMARINDA, Swarakaltim.com – UPTD Taman Budaya Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar kegiatan Belajar Bersama Maestro Musik bertema “Seni Musik Gambus: Memahami Permainan, Pembuatan, dan Sejarah” di Gedung Rinjani, Senin (22/9/2025). Agenda ini menghadirkan maestro gambus, akademisi, hingga seniman tradisi untuk memperkaya wawasan generasi muda terhadap seni budaya.

Kegiatan tersebut menghadirkan Juwita, penampil gambus perempuan di Kaltim; Asril Gunawan, Etnomusikolog Universitas Mulawarman yang membingkai gambus dalam perspektif sejarah dan ilmu; serta Syarifuddin atau Katal, seniman lokal yang dikenal konsisten menghidupkan tradisi lewat pengalaman panjangnya.

Antusiasme peserta terlihat dari keterlibatan lima sekolah, yakni SMAN2 Samarinda, SMAN 5 Samarinda, SMAN 14 Samarinda, SMKN 1 Samarinda, dan SMKN 15 Samarinda. Selain itu, empat sanggar turut serta, yakni Yayasan Borneo Etnika, Sanggar Seni Budaya Kelabang, Sanggar Seni Apolagan, serta Sanggar Seni BSB.

Plt Kepala UPTD Taman Budaya Kaltim, Herdiansyah, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai ruang pembelajaran yang mempertemukan pelajar dengan maestro seni secara langsung.

“Dengan adanya kegiatan Belajar Bersama Maestro Musik, peningkatan seniman muda untuk membentuk karakter dan mendekatkan wawasan peserta terhadap seni budaya serta menyerap keahlian maestro secara langsung,” ujarnya.

Ia menambahkan, program tersebut juga menjadi bagian dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Berpegang pada UU No 5 Tahun 2017, kemajuan kebudayaan ada 10 objek. Tiap tahun kita adakan yang mana ditujukan kepada pelajar agar bisa memahami sejarah, permainan, dan pembuatan alat musik gambus,” jelasnya.

Menurut Herdiansyah, keberanian pelajar untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini sangat diperlukan. Ia mengajak peserta untuk memanfaatkan kesempatan berinteraksi dengan para maestro.

“Adik-adik jangan takut untuk datang karena ini adalah kesempatan untuk bertanya kepada maestro-maestro yang hadir hari ini khususnya terkait musik gambus di Kalimantan Timur,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Juwita membagikan pengalaman sebagai perempuan yang konsisten memainkan gambus di tengah dominasi seniman laki-laki. Sementara Asril Gunawan memberikan perspektif akademis mengenai asal-usul dan perkembangan gambus dalam kebudayaan lokal.

Sedangkan Katal menuturkan pengalamannya menjaga tradisi lewat musik gambus yang telah lama ia tekuni. Ia menekankan pentingnya regenerasi agar warisan budaya ini tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang belajar praktik seni, tetapi juga menghubungkan peserta dengan akar budaya mereka. Peserta dapat memahami gambus sebagai identitas kultural sekaligus sarana ekspresi yang bernilai historis.

Herdiansyah memastikan UPTD Taman Budaya Kaltim akan terus berupaya menyelenggarakan kegiatan serupa di masa mendatang.

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai amanat undang-undang tadi,” pungkasnya.(DHV)

www.swarakaltim.com @2024