Unmul Kembangkan Desa Energi Berdikari: Energi Terbarukan Dongkrak Produktivitas UMKM dan Petani

SAMARINDA, Swarakaltim.com — Program Desa Energi Berdikari (DEB) Sobat Bumi menjadi salah satu inisiatif unggulan Pertamina Foundation yang mendorong mahasiswa penerima Beasiswa Sobat Bumi melakukan pengabdian masyarakat berbasis empat pilar: edukasi, ekonomi, lingkungan, dan energi. Melalui kerangka ini, mahasiswa diharapkan mampu menghadirkan solusi nyata bagi desa sekaligus mendukung transisi menuju energi bersih.

Tahun ini, Universitas Mulawarman mencatat prestasi membanggakan dengan lolos pendanaan dan terpilih sebagai pemenang program DEB tahun pertama. Dari 42 universitas mitra yang berpartisipasi secara nasional, Unmul tampil menonjol melalui implementasi inovasi energi terbarukan dan pemberdayaan masyarakat.

Program DEB Sobat Bumi Unmul dilaksanakan di Kawasan Sawah Belimau Betapus, Kota Samarinda, sebuah area pertanian produktif yang dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM dan aktivitas pertanian modern. Lokasi ini dipilih karena minimnya akses listrik bagi pelaku usaha dan petani.

Salah satu fokus program adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 6 unit panel dengan kapasitas total 3.000 Wp. Infrastruktur ini memberikan akses listrik stabil bagi UMKM dan petani, sehingga jam operasional dapat diperpanjang dan produktivitas meningkat.

Dampaknya signifikan Reduksi emisi karbon: 2.280,34 kg CO₂ per tahun, Penghematan listrik UMKM: dari Rp300.000 menjadi Rp30.000 per bulan, Efisiensi biaya: hemat Rp322.824 per bulan atau Rp3.873.891 per tahun.

Inovasi lain yang dihadirkan adalah Spin Dry Pad, mesin pengering padi bertenaga DC dari PLTS. Dengan kapasitas 50–60 kg gabah basah, mesin ini mampu mengeringkan padi hanya dalam 20 menit.

Produktivitas meningkat drastis dimana Operasional: 7 jam per hari, Kapasitas harian: ±1.050 kg gabah kering dan Kapasitas bulanan (22 hari kerja): 23.100 kg gabah kering.

Inovasi ini memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan efisiensi petani lokal.

Di sektor lingkungan, tim menanam 100 pohon dengan dukungan bibit dari Dinas Kehutanan Samarinda. Jenis tanaman meliputi 20 Angsana, 20 Kemiri, 20 Mangga, 20 Kelengkeng dan 20 Matoa.

Program ini tak hanya mendukung konservasi, tetapi juga memberi nilai ekonomi jangka panjang bagi warga.

Program edukasi mencakup pelatihan pemilahan sampah dan pembentukan bank sampah tingkat RT, memastikan masyarakat memiliki kemampuan mengelola sampah menjadi sumber ekonomi.

Di sisi lain, program Eco-Semesta memproduksi Eco-Enzyme dari limbah organik. Sebanyak 10 liter produk berhasil dihasilkan dan dijual Rp10.000 per 250 ml. Tim juga memasang 11 pipa biopori untuk pengolahan sampah organik dan penyuburan tanah.

Unmul juga menggelar pelatihan pengemasan, pemasaran, hingga pembuatan stiker produk menggunakan Canva untuk meningkatkan kapasitas digital UMKM.

Penerima manfaat meliputi 2 UMKM, 5 pengelola PLTS & Spin Dry Pad, 10 pengurus bank sampah, 15 anggota Karang Taruna RT 24, 20 anggota Dasawisma dan 3 kelompok tani (9 petani).

Ketua RT 24, Hairullah, sebagai Lokal Hero, menilai program ini membawa perubahan besar bagi wilayahnya.

“UMKM yang sebelumnya tidak punya listrik kini bisa beroperasi maksimal. Produktivitas usaha meningkat berkat PLTS,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pengelolaan sampah di lingkungannya mengalami kemajuan pesat.

“Sekarang kami punya bank sampah yang berjalan mandiri. Warga mulai sadar memilah sampah dan memanfaatkannya kembali,” tambahnya.

Selain UMKM, sektor pertanian ikut terdongkrak. “Mesin pengering gabah membuat petani lebih bersemangat dan produktif,” tutupnya.

Menurutnya, perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi warga RT 24 sangat terasa sejak adanya program Sobat Bumi.(ad)

www.swarakaltim.com @2024