DLH Balikpapan Benahi TPU Km 15, Jadi Makam Terpadu Sekaligus Ruang Resapan Air

BALIKPAPAN,Swarakaltim.com.                      Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus melakukan penataan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kilometer 15 yang dirancang sebagai makam terpadu.

Lokasi tersebut menampung area pemakaman untuk berbagai agama, mulai dari Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha hingga Konghucu.

Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana menjelaskan, bahwa desain makam di kawasan itu berbeda dari pemakaman pada umumnya. Selain berfungsi sebagai tempat pemakaman, kawasan tersebut juga dioptimalkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan area resapan air.

“Karena ini makam terpadu, khusus untuk area Muslim kami tata dengan konsep berbeda. Lahannya cukup luas, sekitar 17 hektare, sehingga kami buat tanpa kijing atau nisan batu seperti makam-makam yang ada saat ini,” jelas Sudirman saat ditemui awak media, Senin (17/11/2025).

Sebagai gantinya, makam menggunakan plakat datar dan ditanami rumput di sisi kiri dan kanan agar lebih rapi serta meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.

“Nah, jadi fungsinya juga bisa sebagai resapan air di sana. Itulah yang kami buat,” ujarnya.

Penataan area tersebut mulai dilakukan saat pemakaman warga yang meninggal akibat Covid-19. Hingga kini, upaya pembenahan terus dilanjutkan.

Untuk fasilitas dasar, TPU Km 15 telah dilengkapi jalan beraspal, kantor penjaga, musala dan penerangan.

“Namun pada 2025 DLH akan kembali melakukan penataan lanjutan, karena kondisi tanah di kawasan tersebut berbentuk kontur,” jelasnya.

Menurut Sudirman, penataan diperlukan untuk mencegah longsor atau erosi, terutama saat hujan deras. Ia mencontohkan insiden longsor yang beberapa kali terjadi di Pemakaman Gunung Guntur.

“Karena Kilometer 15 ini menjadi makam percontohan, maka akan kami tata lebih baik. Salah satunya dengan penggunaan plakat dan penanaman rumput,” katanya.

Ia menambahkan, rumput berfungsi bukan hanya untuk kerapian, tetapi juga sebagai bagian dari sistem resapan air.

“Balikpapan ini kondisi airnya sulit. Kita hanya mengandalkan waduk dan hujan. Jadi kita butuh kawasan yang menjadi resapan air, salah satunya lokasi permakaman,” tegasnya.(*/pknop)

www.swarakaltim.com @2024