BONTANG,Swarakaltim.com – Program Makan Bergizi Gratis di Kota Bontang, telah berjalan dengan lancar. Secara keseluruhan para siswa didik dan orang tua didik pun mengapresiasi program tersebut telah berjalan. Ini artinya,program tersebut telah menyentuh kriteria pemenuhan gizi dalam pertumbuhan peserta didik yang lebih baik.
Namun, dinas menekankan agar pengawasan atas makanan yang diberikan harus benar-benar dilakukan secara cermat. Supaya kualitas makan yang disajikan steril dan memenuhi gizi sesuai tujuan program ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang, Abdu Safa Muha mengemukakan, untuk lebih meneliti pasokan makanan yang dibagikan kepada pelajar harus dipastikan kualitasnya.
“Harus monitoring rutin. Seluruh guru juga harus pro aktif untuk mengawasi makanan yang diberikan, agar tak kejadian seperti daerah lainnya,” ungkap Abdu Safa. Beberapa waktu lalu.
Sementara salah satu sekolah yang ditemui, SDN 009 Bontang Selatan, telah rutin melaksanakan program ini. Selama berjalan, belum ada ditemui laporan dari peserta didik terkait kualitas makanan.
Kepala SDN 009 Bontang Selatan, Salihuddin, menyampaikan, kegiatan ini tidak hanya focus pada peserta didik dengan gizi yang seimbang. Namun, yang lebih ditekankan adalah manfaat langsung yang dirasakan dengan suasana riang gembira.
“Kita ingin kebiasaaan makan yang sehat dengan gizi seimbang,tentu impian semua peserta didik. Dengan metode makanan bergizi tentu memberikan efek positif dengan tumbuh kembang anak didik secara biologis maupun psikologis,” ujarnya, 13/11.
Senada dengan Salihuddin, sambutan positif dari siswa dan orang tua di SMP Negeri 1 Bontang pun mengapresiasi program MBG berjalan dengan baik.
Kepala sekolah, SMPN I, Riyanto, mengatakan, program ini memberikan manfaat positif dalam mendukung asupan gizi harian para pelajar.
Dijabarkan, pada umumnya selera para peserta didik tidak semua sama. Kendati begitu, program MBG diterima dengan baik.
“Semula mereka sangat gembira dengan kehadiran MBG. Namun seiring berjalannya waktu hal tersebut dianggap lumrah. Intinya dalam hal ini tidak ada problem semua teratasi dengan baik,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Disinggung mengenai teknis pembagian makanan, ia mengatakan pembagian dilakukan dua kali sehari untuk menyesuaikan jumlah para peserta didik.
“Pada saat Pagi hari, makanan diberikan kepada siswa kelas 8 dan 9, sedangkan siang hari dibagikan kepada 8 kelas. Dengan metode ini, sebanyak 25 kelas terealisasi dengan baik,” bebernya.
Terkait dengan menu makanan telah disiapkan oleh penyedia, ia menambahkan pihak sekolah hanya bertugas mendistribusikan. Selebihnya karena beragam selera, sebagian siswa didik tidak mengambil makanan tersebut. pihaknya pun menghargai Keputusan mereka.
“Kami menghargai Sebagian siswa didik tidak mau. Namun kami pun tidak memaksa mungkin karena berbeda selera kami tetap menghargai,” ucapnya.
Disinggung mengenai pihak orang tua siswa terkait MBG ini mayoritas mereka mengapresiasi program ini berjalan artinya, para orangtua siswa dapat mengurangi uang jajan mereka
“Banyak wali murid merasa terbantu karena program MBG, karena dapat mengurangi pengeluaran harian untuk jajan anak,” (Adv/wan)