Andi: Tahun 2026 Harapannya TPA Baru Bisa Difungsikan
TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Menurut Kepala UPT Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) divdaerah Bujangga, Kabupaten Berau, Andi Ristiyono, menjelaskan kondisi terkini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengalami overload. Kondisi tersebut semakin parah karena menghadapi berbagai hambatan pengelolaan, sehingga menjadi poluis udara kian tidak nyaman. Keterangan tersebut disampaikan dalam wawancara yang dilaksanakan di TPA Bujangga, Kecamatan Tanjung Redeb, Senin (8/12/2025).
Dalam pemaparannya lagi, Andi menyebut bahwa penumpukan sampah yang sudah melampaui kapasitas telah menimbulkan sejumlah dampak, termasuk peningkatan jumlah lalat, gangguan bagi pekerja, serta terganggunya proses pengolahan. Selain itu, faktor alam seperti kondisi cuaca juga menjadi salah satu penghambat utama dalam pengelolaan sampah di lokasi tersebut.
“Kondisi TPA ini sudah overload. Penumpukan sampah menyebabkan banyak lalat dan membuat pekerjaan di lapangan semakin sulit. Cuaca juga sering menjadi hambatan, sehingga bau sampah suka menyebar luas,” jelasnya.
Andi mengungkapkan bahwa selain faktor alam, masalah pendanaan, minimnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM), serta tingginya biaya operasional turut memperburuk situasi. Saat ini UPT TPAS Bujangga masih bekerja dengan tenaga yang terbatas, tanpa tenaga khusus untuk beberapa unit penting seperti kolam lindi, operator alat berat, hingga petugas perawatan fasilitas.
“SDM kami sangat kurang, baik dari jumlah maupun kualitas. Operator juga banyak yang belajar secara otodidak karena belum ada pendidikan khusus pengelolaan sampah. Beberapa area seperti kolam lindi bahkan belum ada yang menangani,” katanya.
Terkait dukungan Pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Andi menjelaskan sebenarnya sudah berupaya maksimal. Tahun ini, anggaran sekitar Rp 2 miliar telah digelontorkan untuk penataan area belakang TPA, termasuk penutupan sampah pada tiga sel untuk meminimalkan dampak lingkungan.
“Sebenarnya Pemerintah daerah sudah maksimal. Tahun ini saja ada sekitar Rp 2 miliar untuk penataan belakang, terutama untuk menutup sampah agar dampaknya bisa diminimalisir,” terangnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pembangunan TPA baru sebenarnya sudah berjalan, namun belum dapat difungsikan. Menurut perkiraan, TPA baru yang berlokasi sekitar 18 kilometer dari TPA Bujangga diproyeksikan dapat beroperasi pada tahun 2026. “TPA baru sudah dibangun tapi belum selesai. Jadi untuk sementara kami memaksimalkan fasilitas yang ada sambil menunggu TPA baru difungsikan. Perkiraan operasionalnya tahun 2026, ini yang menjadi harapan kami,” ujarnya lagi.
Andi menambahkan bahwa setelah TPA baru selesai dibangun, Pemerintah berencana melakukan evaluasi menyeluruh terkait kebutuhan SDM dan peningkatan pelatihan tenaga kerja. Hal tersebut dianggap penting untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan lebih profesional. “Setelah fisik TPA baru selesai, baru mungkin ada penambahan SDM dan pendidikan khusus. Tahun depan rencananya sudah mulai diarahkan ke sana,” jelasnya.
Dalam wawancara tersebut, Andi juga menyinggung kebijakan nasional terkait pengurangan sampah, di mana pada tahun 2029 hanya sampah yang benar-benar tidak dapat diolah yang boleh dibuang ke TPA. Karena itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari hulu, seperti pemilahan organik dan anorganik di tingkat rumah tangga serta optimalisasi bank sampah.
“Mulai 2029, sampah yang dibuang ke TPA harus sampah yang tidak bisa diolah. Artinya masyarakat harus mengolah sampah dari rumah. Pemerintah sekarang mendorong pembentukan bank-bank sampah untuk menampung sampah anorganik dari masyarakat,” tegasnya.
Terkait potensi pencemaran, Andi menjelaskan bahwa hingga kini belum ada hasil laboratorium terkait dugaan kontaminasi lindi ke sumur warga di sekitar TPA. Sampel telah diambil oleh KLHK dan laboratorium internal DLHK, namun hasilnya masih menunggu.
Sementara itu, alat berat yang beroperasi juga terbatas. Saat ini hanya dua unit yang aktif, yaitu D85 dan X135, sementara tiga unit lainnya mengalami kerusakan. Melalui penjelasan tersebut, Andi berharap perhatian pemerintah terhadap TPA Bujangga semakin ditingkatkan, terutama terkait pemenuhan SDM, perbaikan fasilitas, serta percepatan operasional TPA baru agar masalah overload tidak semakin memburuk. (Nht/Bin)