Depresi Pasca Tenar Menjadi DPO Di Medsos, AS Nekat Gantung Diri

Foto Kasat Reskrim Polres Berau AKP Fery Putra Samodra

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Berdasarkan rekam jejak AS yang dinyatakan meninggal gantung diri karena dirinya mendadak menjadi terkenal setelah menjadi terduga kasus pemerkosaan seorang Mahasiswi, dirinya tidak memiliki Riwayat tindak kriminal. Diperkirakan karena depresi dirinya sedang dicari pihak keluarga dan kepolisian atas kasus yang diduga dirinya lakukan, akirnya AS nekat mengakiri hidupnya dengan gantung diri di Perumahan Saoda Sambaliung Senin (21/02/2022).

Pria yang berusia 32 tahun tersebut ditemukan telah meninggal dunia dalam keadaan gantung diri di rumah rekannya, Jalan Akasia Mandiri, Kelurahan Sambaliung Kecamatan Sambaliung siang sekira pukul 12.30 wita. Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra. Menurut Kasat Reskrim, kemungkinan AS yang juga terduga kasus pemerkosaan tersebut bingung dan stress. “Sebelum ditemukan meninggal, berdasarkan keterangan dari saksi yang juga rekan AS, korban mampir ke rumahnya untuk makan dan beristirahat, sebelum meninggalkan rumah, saksi sempat berpamitan kepada AS bahwa ia akan berangkat kerja,” ungkap rekan korban saat dimintai keteranganya oleh Kasat Reskrim Polres Berau AKP Ferry Putra Samodra di ruangannya, Selasa (22/2/2022).

Ferry juga menjelaska kronologisnya, yakni pada Senin (21/02/2022) sekitar pukul 12.30 wita, saksi pulang ke rumah untuk istirahat dan makan siang. Namun saat dia hendak masuk kedalam rumahnya, dia merasa ada yang janggal, pintu tidak terkunci namun terganjal barang dari dalam rumah. Saksi pun mendorong pintu itu, dan setelah terbuka, saksi sangat kaget, sebab telah menemukan AS dalam keadaan gantung diri diruang tengah, “Korban ditemukan sudah meninggal dunia dan tergantung pada seutas tali nilon warna hijau tua di ruang tengah,” bebernya.

Diperkirakan Kasar Reskrim, AS diduga gantung diri antara pukul 09.00 -10.00 wita pada hari Senin (21/02/2022). Berdasarkan informasi yang dihimpun, hal itu lantaran AS yang sempat viral di media social karena dinyatakan AS merupakan pelaku pemerkosaan mahasiswi dan sedang dalam pencarian. “Dugaan sementara, ia nekat mengakhiri hidupnya karena depresi terhadap masalah yang sedang dihadapinya, AS dibawa ke RSUD Abdul Rivai untuk dilakukan visum et repertum, hasilnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang dialami AS, artinya dia murni meninggal gantung diri,” imbuh Ferry.

Asal kejadian pemerkosaan adalah saat AS yang berprofesi sebagai sopir travel sedang membawa penumpang termasuk mahasiswi dari Tabalar menuju Tanjung Redeb. Setelah penumpang semua, AS membawa mahasiswi tersebut ke salah satu alamat di Sambaliung karena alasan mengambil paket. Saat di TKP korban menumpang buang air kecil dan masuk ke dalam rumah tersebut. Saat korban hendak keluar rumah, dengan cepat AS mengunci rumah yang sepi dan langsung melancarkan aksinya. Ia juga mengancam korban untuk tidak mengadukan tindakannya kepada siapa pun.

Usai beraksi, AS mengantar korban ke mess pelajar di kawasan Jalan H. Isa, Tanjung Redeb. Kemudian langsung menuju Samarinda menggunakan travel yang berbeda. Korban yang tak terima langsung mengadukan perbuatan AS kepada orang tuanya, pada Minggu (20/2/2022). Laporan korban direspon cepat oleh orangtuanya dan langsung melapor ke Polsek Tabalar. Ù bergerak cepat dengan melacak keberadaan korban, namun, saat akan dijemput petugas, AS ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

“Karena terduga pelaku telah meninggal, kami akan melakukan penghentian penyidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 77 KUHP bahwa kewenangan menuntut dihapus, jika tertuduh meninggal dunia, karena orang yang telah meninggal dunia tidak dapat ditetapkan menjadi tersangka dan penyidikan harus dihentikan dengan alasan demi hukum,” pungkasnya. (Nht/***)

Loading

Bagikan: