BALIKPAPAN, Swarakaltim.com. Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan memastikan, penyebab stunting di Kota Balikpapan diakibatkan rendahnya kesadaran keluarga dalam mengatur pola makan dan asupan gizi kepada anak.
“Harus diakui peran orang tua, terutama ibu, sangat berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan makan yang sehat di rumah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati kepada media, Jumat (10/10/2025)
Alwiati menjelaskan, banyak kasus stunting justru ditemukan pada keluarga yang sebenarnya memiliki kondisi ekonomi cukup baik.
“Adapun pencegahan stunting sangat bergantung pada pola pengasuhan dan kebiasaan makan anak di rumah. Gizi baik harus dimulai dari dapur keluarga,” katanya.
Lanjut Alwiati, pihaknya meminta kepada orang tua untuk membuat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara mandiri di rumah tanpa harus bergantung pada produk instan.
Salah satu PMT adalah, menyediakan menu sederhana seperti sup ikan tanpa tulang, tahu telur, atau tahu campur tanpa cabai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein anak.
“Tidak perlu menu mahal. Yang penting bersih, bergizi, dan disesuaikan dengan usia anak,” ujarnya.
Alwiati menambahkan, kualitas makan hingga makan bersama sangat penting. Karena kehilangan selera makan karena terbiasa makan sendirian tanpa interaksi dengan keluarga.
“Cobalah makan bersama. Ketika anak melihat orang tua atau saudaranya makan dengan lahap, mereka ikut termotivasi,” jelasnya.
Selain itu, Alwiati berharap, sanitasi lingkungan juga berperan besar dalam tumbuh kembang anak. Lingkungan yang tidak bersih dapat memicu penyakit seperti diare yang berakibat pada penurunan penyerapan gizi.
“Kalau sanitasi buruk, anak mudah sakit dan berat badan sulit naik. Itu sebabnya kebersihan lingkungan menjadi bagian penting dari upaya pencegahan stunting,” tutupnya.(*/pr)