BALIKPAPAN,Swarakaltim.com. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan Pasar Inpres menjadi salah satu proyek prioritas pembangunan sektor perdagangan pada tahun 2026. Revitalisasi pasar tradisional terbesar di Balikpapan ini akan menelan anggaran sebesar Rp45 miliar.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan Haemusri Umar mengatakan, bahwa Wali Kota Balikpapan telah menetapkan Pasar Inpres sebagai prioritas utama dalam program peningkatan sarana perdagangan rakyat tahun depan.
“Wali Kota masih memprioritaskan Pasar Inpres. Anggarannya sudah disiapkan sebesar Rp45 miliar, dan pelaksanaan pembangunannya dimulai pada tahun 2026. Konsepnya adalah revitalisasi total,”ujar Haemusri, saat dikonfirmasi pada hari Kamis, (23/10/2025).
Sebelum pembangunan dimulai, pemerintah telah melakukan sosialisasi tahap pertama kepada pedagang dan pengurus pasar. Sosialisasi dilakukan bersama Badan Pengelola Aset Daerah (BKAD) untuk memberikan pemberitahuan awal terkait rencana revitalisasi tersebut.
“Tahap pertama sudah dilakukan, yaitu pemberitahuan kepada pengurus dan pedagang bahwa revitalisasi akan dilaksanakan pada 2026,”jelas Haemusri.
Selama proses revitalisasi berlangsung, aktivitas perdagangan tidak akan dihentikan. Para pedagang akan direlokasi sementara ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang disiapkan oleh Pemkot. Namun, lokasi TPS masih dalam tahap pembahasan sambil menunggu hasil Detail Engineering Design (DED) rampung.
“Untuk sementara pedagang akan kami tempatkan di TPS, tapi kami masih menunggu hasil desain pasar. Setelah DED-nya selesai, baru kami lakukan sosialisasi lanjutan kepada para pedagang,”tambahnya.
Haemusri menegaskan, bahwa revitalisasi Pasar Inpres akan menjadi fokus utama Dinas Perdagangan pada 2026, seiring dengan komitmen pemerintah untuk memperbaiki fasilitas pasar rakyat agar lebih representatif, tertib, dan layak bagi pelaku usaha kecil.
“Tahun 2026, prioritas kita adalah Pasar Inpres karena anggarannya sudah siap. Kita ingin menghadirkan pasar yang modern, tertata, dan nyaman tanpa menghilangkan karakter tradisionalnya,”ujarnya.
Program revitalisasi Pasar Inpres diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal, khususnya bagi pedagang kecil dan pelaku UMKM. Pemerintah berupaya agar proses pembangunan tidak mengganggu kegiatan jual beli dengan memastikan TPS dapat difungsikan secara optimal.
“Kami ingin kegiatan ekonomi tetap berjalan meski pasar direvitalisasi. Oleh karena itu, semua akan kami siapkan dengan matang agar pedagang bisa tetap berjualan tanpa kendala,”pungkas Haemusri.(*/pkokt-32)