Jeng Rinda, Minyak Jelantah Dihargai Rp 5.000 Bernilai Ekonomi dan Ibadah. Ini Cara Mainnya!

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Samarinda dalam inovasi memerangi kerusakan lingkungan imbas dari minyak bekas atau jelantah melakukan gerakan Jelantah Membangun Samarinda (Jeng Rinda) yang bernilai ekonomi dan ibadah.

Gerakan ini sendiri bekerjasama dengan PT Garuda Sinar Perkasa (GSP) selaku pengelola limbah atau pembeli minyak jelantah seharga Rp 5.000 per liter (fluktuatif sesuai dollar).

“Tadi Pak Wawali (Rusmadi, red) sudah menginstruksikan kepada pegawai di lingkungan Pemkot Samarinda untuk mengumpulkan minyak jelantahnya tiap OPD. Khusus OPD sifatnya donasi, jadi bernilai ibadah,” ungkap Kepala DLH Samarinda Nurrahmani kepada Swara Kaltim, Kamis (25/32021).

Yama-demikian Nurrahmani sapaan menjelaskan, yang dari donasi minyak jelantah seluruh pegawai Pemkot ini nantinya kembali dalam bentuk dukungan pembangunan kegiatan lingkungan.

“Namanya juga Jeng Rinda, Jelantah Membangun Samarinda. Apakah nanti untuk fasilitas di taman, atau wastafel maupun lainnya yang mendukung kegiatan lingkungan. Yang jelas sudah bernilai ibadah bagi pegawai tadi,” terang Yama.


Jeng Rinda ini lanjut Yama lagi juga bernilai ekonomi dengan membangun Samarinda. Dalam artian turut membantu perekonomian warga Samarinda yang menjualnya ke PT GSP selaku pengelola limbah, bukan dibuang sembarang sehingga merusak lingkungan.

Untuk warga sebut Yama nanti bagaimana koordinasi antara kelurahan dengan RT di wilayah masing-masing terkait pola kerjasamanya.

“Tinggal ditentukan tempat pengepulnya. Mau di RT bisa atau kantor kelurahan juga bisa. Setelah penuh bisa diambil langsung oleh perusahaan,” katanya.

Terpisah Dimas dari PT GSP mengatakan kalau Jeng Rinda ini karena sifatnya gerakan untuk kesadaran masyarakat mau mengelola limbah, jadi tidak ada target.

Ia mengemukakan pula selama ini warga menukarnya dengan uang dan ada pula berupa sembako. “Seperti menabung sampah pada umumnya tapi bernilai ekonomi,” ucapnya.

Dimas juga mengemukakan ada dana Jeng Rinda kurang lebih Rp 10 juta yang belum disalurkan. Di mana tahun lalu belum tersalurkan karena pandemi.

“Rencana tahun ini akan disalurkan. Ini merupakan donasi dari dunia usaha seperti restoran. Karena DLH meminta donasi 10 persen dari dunia usaha yang orientasinya bisnis,” katanya seraya mencontohkan misalnya salah satu restoran minyak jelantahnya dibeli PT GSP total Rp 20 juta, sehingga Rp 2 juta nya didonasikan ke Pemkot untuk dibelikan peralatan yang mendukung lingkungan.(dho)

Publisher : Alfian (SK)

www.swarakaltim.com @2024