BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Pemerintah kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan kota Balikpapan menutup sementara operasional Klinik Juanson yang terletak di ruko Bintang Rubiz Jalan Asnawi Arbain Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan.
“Penutupan sementara operasional klinik Juanson ini dikarenakan, DKK banyak menerima laporan dari masyarakat terkait hasil pemeriksaan swab PCR yang keliru seperti kesalahan memasukan input tanggal hingga kesalahan data test,” kata Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty kepada awak media, Rabu(23/2/2022)
Andi menjelaskan, penutupan sementara klinik Juanson, guna memberikan kesempatan kepada klinik tersebut, untuk memperbaiki sistim sesuai SOP dan memperbaiki sistim, sehingga potensi human error dapat diminimalisir, mengingat kunjungan ataupun warga yang melakukan pemeriksaan antigen dan PCR sangat tinggi. “kami mulai tanggal 23 Februari ini sudah memberikan surat penutupan sementara klinik Juanson, dan sudah ada tim yang akan mengawasi,” ungkapnya.
Andi menambahkan, pihaknya juga menyarankan untuk ada petugas input sendiri dan bekerja bergantian, dikarenakan klinik buka selama 24 jam. Hal ini betujuan, agar petugas tidak salah memastukan data yang tidak sesuai dan beresiko menjadi nama orang lain yang muncul.

Sementara itu, Penanggungjawab klinik Juanson –drg Tzeto Mie Ling mengaku, pihaknya telah mendapatkan surat penutupan sementara Klinik Juanson selama 3 hari. “Penutupan dimulai saat surat masuk tanggal 23 Februari 2022. Kami menghormati keputusan pemerintah kota melalui DKK untuk menutup sementara klinik dan selama ditutup akan dilakukan perbaikan sistim dan melakukan evaluasi perusahaan.
Mie Ling biasa disapa Mei menjelaskan, adapun kesalahan klinik Juanson bukan pelanggaran hukum berat, melainkan human error saja. Kini jumlah petugas di klinik juanson mencapai 80 orang dan rata –rata warga yang melakukan pemeriksaan rapid antigen maupun PCR mencapai 500 orang. “Selama buka 24 jam klinik juanson , petugas di bagi menjadi 2 shif. Mereka bergantian dalam melakukan pemeriksaan terhadap warga yang melakukan rapid dan PCR,” tutupnya.(*/SIS)