Foto saat proses pembuatan tempe disalah satu pabrik tempe di Berau.
TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Setelah harga minyak goreng merangkak naik, sampai akirnya hilang dari peredaran membuat masyarakat sudah mulai resah. Kini giliran harga kedelai ikut unjuk gigi. Akibatn dari kenaikan harga nasional kedelai tersebut membuat pengusaha tempe dan tahu mengeluh, kususnya pengusaha Berau. Pasalnya mereka bingung antara menaikan harga jual, atau mengurangi takaran jualan.
Berdasarkan info harga dilapangan dari para pengusaha tempe dan tahu di Kabupaten Berau, sampai dengan Februari 2022 terjadi peningkatan harga kedelai hingga mencapai Rp. 11.240 per kilogram. Menurut Sumarti salah satu pengusaha tempe dan tahu di Karang Ambon akibat kenaikan tersebut pasti akan dikomplain pelangganya. Namun menurutnya tidak ada pilihan lain selain mengakali harga atau jumlah dan ukuran untuk menyeimbangkan dengan kenaikan bahan baku dasar yakni kedelai.
“Yang paling kami pikirkan adalah pelanggan kami, kususnya mereka yang tujuanya bukan untuk konsumsi pribadi, namun untuk berjualan lagi seperti warung makan dan penjual gorengan, sebab selain minyak goreng yang langka dan mahal, ditambah harga tempe dan tahu yang ikut naik, mereka pasti mengeluhkan juga, “tutur Sumarti.
Sumarti juga menjelaskan meskipun harga kedelai naik, namun sepanjang bahan bakunya masih tersedia, produksi tetap jalan, namun tentunya dengan jumlah jumlah atau harga yang berbeda pula. “Kami belum menaikan harga karena para pengrajin tahu dan tempe lainnya juga belum menaikan, namun imbasnya keuntungan kami yang menurun,” jelasnya
Pengrajin Berau juga sampai sejauh ini masih sepakat, meskipun harga bahan bakunya naik, mereka tidak akan melakukan mogok produksi seperti yang telah terjadi di Pulau Jawa. Mereka sangat berharap campur tangan pemerintah untuk menstabilkan Kembali harga kedelai tersebut. “Kami berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan masalah ini supaya harga kedelai di Indonesia dapat kembali normal, karena kenaikan ini menyebabkan keresahan para pengrajin tempe dan tahu,” imbuhnya.
Sampai dengan berita ini diturunkan, pejabat terkait masih belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada ditempat. (Nht/***).