Foto Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Berau Sa’ga

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Abrasi bukan masalah baru yang dihadapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau di objek wisata bahari Bumi Batiwakkal. Awalnya, Pulau Derawan Kecamatan Pulau Derawan yang mengalami abrasi, belum tersolusikan hingga saat ini. Sekarang salah satu Kampung di Pulau Maratua Kecamatan Maratua yang mengalami fenomena alam berupa abrasi tersebut. Menyikapi hal tersebut Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau yang membidangi pembangunan dan kesejahteraan, Sa’ga ambil langkah cepat dengan langsung koordinasi masalah abrasi ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) juga tim kajian dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
“Saya saat ke Pemprov beberapa waktu lalu, turut didampingi perwakilan dari Pemkab Berau yakni Asisten II Sekkab Berau, Agus Wahyudi. Dimana koordinasi itu langsung difasilitasi Ketua DPRD Provinsi Kaltim Makmur HAPK. Sehingga buah dari komunikasi yang ada, bahkan kami telah koordinasi dengan tim kajian dari Tarakan,” kata tokoh politik dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. Masalah abrasi tambah beliau, jika tidak segera ditangani maka pengikisan bibir pantai akan terus terjadi. Solusi kemungkinan bisa diambil adalah membangun bronjong untuk menahan gelombang laut. “Namun terkait biaya penanganan abrasi kita di daerah tidak bisa berbuat banyak, karena selain anggaran yang tidak memadai juga bisa menyalahi aturan, sebab penanganan abrasi merupakan kewenangan Pemprov Kaltim,” tutur Saga.
Tahapan telah dilakukan jajaran legislatif tambah beliau, dengan intens melakukan komunikasi ke Pemprov harapannya bisa segera ada tanggapan sigap dari Pemprov Kaltim. Meskipun abrasi di beberapa pulau Bumi Batiwakkal bukan kewenangan daerah menyikapinya, dirinya tetap meminta kepada Pemkab Berau agar bisa intens berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim. Karena dengan begitu, daerah ini bisa menjaga pulau-pulau yang ada di wilayah Kabupaten Berau. Bisa dibayangkan ada beberapa fasilitas di Pulau Derawan telah hilang akibat terkena abrasi. “Harapan kita jangan sampai RT 2 Kampung Payung-Payung yang sudah terkikis kurang lebih 5 meter bibir pantainya tersebut, akibat lambat ambil tindakan semakin parah. Sekarang saja abrasi sudah menyentuh pohon kelapa masyarakat yang tadinya jauh dari bibir pantai. Itu info kami terima dari Kepala Kampung Payung Payung,” papar Sa’ga.
Sejauh ini lanjut beliau, masyarakat pasti sudah was was khususnya yang bermukim dekat dengan pantai. Pasalnya, jika tidak segera ditangani maka pengikisan bibir pantai itu akan terus terjadi, sehingga bisa membahayakan rumah masyarakat yang dekat dengan pantai. “Ini sudah menjadi keluhan dari masyarakat, itu sebabnya kami cepat cari jalan keluar, mudahan segera ada solusi terbaik dan abrasi bisa tersikapi sehingga tidak akan terjadi lagi dari sekarang hingga kedepan. Itupun kami meminta bukan hanya abrasi Pulau Maratua yang menjadi prioritas ditangani nantinya, tetapi juga abrasi di Pulau Derawan. Mudah mudahan saja abrasi dikedua pulau andalan daerah kita segera mendapat penanganan,” jelas Dewan yang juga merupakan Ketua Fraksi PPP DPRD Bumi Batiwakkal itu. (Adv/Nht/***)