Puji: Lengah Karena HP, Rasa Kebangsaan Jadi Luntur

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kemajuan zaman yang diikuti kecanggihan teknologi dan kemudahan dalam menerima berbagai informasi positif maupun negatif yang kini cukup di genggaman tangan, jika tanpa proteksi dikhawatirkan menjadi pemicu lunturnya rasa kebangsaan atau nasionalisme terlebih para generasi muda yang sekarang di era mileneal.

“Niat awalnya untuk membangun komunikasi keluarga dengan pergi ke mal. Tapi ketika duduk sambil menunggu makanan yang dipesan, semuanya hening tanpa suara. Ternyata satu per satu fokus di HP, tidak tercipta komunikasi di sebuah keluarga ini.

Jika ini dibiarkan terus menerus, tanpa dibangun jiwa kita seperti di syair lagu Indonesia Raya yang barusan tadi kita nyanyikan, maka khawatir akan terkikis rasa empati antara suami dan isteri, antara ibu dengan anak, akhirnya lunturlah rasa kebangsaan, lunturlah asah asih dan asuh, lunturlah jiwa kepemimpinan dan musyawarah didalam memutuskan masalah didalam organisasi kecil rumah tangga.

Oleh karena itu hari ini kita penguatan dalam 4 pilar kebangsaan,” ucap Anggota DPRD Kalimantan Timur Puji Setyowati SH MHum saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswabang) di Batu Cermin kelurahan Sempaja Utara kecamatan Samarinda Utara, Rabu (30/11/2022).

Puji yang juga wakil ketua Komisi IV DPRD Kaltim ini mengatakan sosialisasi wawasan kebangsaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang 4 pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Menurutnya kegiatan ini penting dilaksanakan, apalagi mayoritas peserta yang hadir adalah ibu-ibu atau wanita. Sehingga pemahaman tentang kebangsaan dapat ditanamkan untuk putra-putri, terlebih untuk dirinya sendiri. “Seperti contoh kasus yang diawal paparan saya tadi. Jangan sampai ini terjadi keluarga bapak-ibu sekalian. Tapi saya percaya warga di sini semua bisa membatasi diri. Walaupun tadi waktu mengisi daftar hadir, di tangannya memegang HP,” ucap politisi Demokrat ini.

Namun Puji mengakui sebagai anggota DPRD Kaltim memiliki kewajiban agar kebangsaan itu ada di dalam diri setiap warga. “Makanya setiap sosialisasi kebangsaan selalu diawali dengan lagu Indonesia Raya. Karena kami enggak mau, nggak rela, dan nggak ikhlas kalau apa yang telah diletakkan oleh para pendahulu tentang pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika tercerai berai,” imbuhnya.

Dikatakan Puji Soswabang merupakan cara legislatif menyuarakan rasa cinta Tanah Air kepada masyarakat. Salah satunya dengan memahami Pancasila sebagai landasan hidup Warga Negara Indonesia (WNI).

“Dalam setiap butir pancasila adalah cerminan kita sebagai bangsa Indonesia. Harus bersatu, saling menghargai, tidak boleh bercerai-berai, saling asah asih, dan asuh terhadap tetangga, terhadap umat dan kaum kita. Kita juga harus gotong royong terhadap lingkungan dimana kita tinggal. Falsafah dimana bumi kita pijak, langit kita junjung menjadi sebuah tekad keyakinan di dalam diri kita bersama-sama mempunyai tanggung jawab yang sama,” tandasnya.

Terpenting, Puji berharap lewat soswabang ini masyarakat dapat memahami ideologi dan dasar negara.

Sementara itu, narasumber dalam soswabang kali ini adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda yang memiliki pengalaman luas dan kuat terhadap wawasan kebangsaan karena pernah menjabat wali kota Samarinda dua periode dan wakil wali kota dua periode, yakni Dr H Syaharie Jaang SH MH MSi.

Syaharie Jaang dalam materi 4 Pilar Kebangsaan, menekankan empat pilar tersebut harus diperkokoh untuk membangun bangsa dalam tantangan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

Membahas salah satu sila pada Pancasila, Syaharie Jaang yang juga ketua Persekutuan Dayak Kalimantan Timur ini menekankan untuk saling menjaga toleransi bukan mencampur adukan agama. “Mari terus kita bicara kerukunan. Jangan pernah berhenti bicara kerukunan,” pesan Jaang yang dalam kesempatan itu cukup panjang lebar memberikan paparan.(dho)

www.swarakaltim.com @2024