BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Sinergi PLN dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan sukses hadirkan alternatif energi baru terbarukan (EBT) untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Balikpapan. Lewat kerja sama ini, PLN memberikan alat produksi beserta kompetensi pengolahan sampah menjadi pellet atau Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).
Manager Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Balikpapan, Otniel Marrung menjelaskan co-firing yang ada di PLTU Teluk Balikpapan telah dilaksanakan sejak tahun 2021. Hanya saja tantangan yang dihadapi tidak mudah, yakni mencari alternatif biomassa untuk cofiring yang sesuai spesifikasi dan tentunya harganya sesuai dengan ketetapan Perdir PLN.

“Memang kondisi yang tidak memungkinkan dan harga yang cukup tinggi. Akhirnya melalui proses pogram kerjasama dengan pemkot Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akhirnya kita punya produk baru,” ujarnya.
Kerja sama yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan sampah sebagai BBJP dan juga Wood Chip yang kini menjadi bahan bakar co-firing di PLTU Teluk Balikpapan.
Otniel menyampaikan apresiasinya untuk Kepala DLH Balikpapan Sudirman Djayaleksana yang telah berkontribusi untuk memanfaatkan limbah sampah di TPA Manggar.
“(Kerja sama) ini sangat positif bagi PLN maupun bagi Pemkot Balikpapan, karena memang kita lihat Balikpapan ini sangat concern terhadap pengolahan sampah demi terciptanya kota yang bersih dan indah,” imbuhnya.
Ia berharap agar kerjasama ini terus berkelanjutan demi keberlangsungan PLTU Teluk Balikpapan untuk memproduksi tenaga yang ramah lingkungan.
“Dengan kerjasama ini kita berharap agar bahan bakar untuk PLTU Balikpapan dapat terjamin ketersediaannya,” ujarnya.
Saat iniBBJP dan wood chip terus diproduksi di TPA Manggar. Namun PLN tidak menutup kemungkinan bahwa ke depan, pihaknya juga dapat memanfaatkan lahan tidur masyarakat untuk menyuplai bahan bakar melalui program pohon energi.

“Misalnya kerjasama dengan masyarakat Balikpapan. Jadi kita beri bibitnya, masyarakat yang menanam dan kita (PLN) yang membeli hasil tanamnya,” imbuhnya.
Kepala Dinas DLH Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan, hasil kerjasama antara DLH Balikpapan dengan PLN adalah pencapaian yang luar biasa.
Melalui program ini, DLH juga mendapat benefit dari sisi-sisi lainnya. Misalnya meringankan tugas-tugas pengelolaan sampah yang sebelumnya cukup banyak.
“Kalau sebelumnya kami harus mengolah, mengumpulkan, menimbun dan lain sebagainya. Kini bisa lebih ringan dengan inovasi. Paling tidak jumlah sampah kita bisa berkurang,” ujarnya.
Dengan memproduksi BBJP dan wood chip, kata dia, DLH Balikpapan kini tidak hanya bisa mengurangi sampah di TPA Manggar namun juga menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi energi yang dibutuhkan masyarkat.
“Tantangan yang kedua yang kami hadapi saat ini, bahwa TPA itu diprediksi usianya sampai 2026 dengan jumlah sampah perhari antara 350 sampai 400 ton,” katanya.
Selain itu, tantangan pengelolaan sampah di Balikpapan yakni regulasi yang membebankan seluruh tanggungjawab pengelolaan sampah dan limbahnya oleh pemerintah daerah. Sehingga instansi pemerintah daerah mesti lebih gencar melakukan berbagai kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan daur ulang sampah yang ada.(*/hms)