Abdul Waris Menyayangkan Beralihnya Lahan Jagung di Kampung Eka Sapta, Talisayan Menjadi Ke Sawit

Foto Wakil Ketua Komisi III DPRD Berau Abdul Waris.

TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Kampung Eka Sapta, Kecamatan Talisayan adalah salah satu kampung penghasil jagung yang cukup besar. Namun tahun 2023, sekitar 20 persen lahan pertanian jagung tersebut telah beralih fungsi menjadi lahan sawit. Hal itu dipicu oleh mahalnya harga bibit jagung dan pupuk, sehingga petani tidak sanggup lagi untuk membelinya.

Hal itu sangat disayangkan oleh  Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Abdul Waris saat acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Talisayan, Selasa (28/02/2023).

“Padahal saat ini harga jagung sudah bagus, namun sekarang menurun bahkan lahan juga banyak yang berubah menjadi sawit. Jika tidak ada intervensi di komoditas jagung, ini hanya akan menjadi kenangan saja,” paparnya saat di pendopo Kecamatan Talisayan.

Selain itu, sampai saat ini mesin pengering untuk jagung di Kampung Eka Sapta juga masih menggunakan peralatan yang manual, sehingga petani yang menanam jagung semakin berkurang. Hal ini menurut Abdul Waris yang harus dibahas Bersama oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan petani, apa yang menjadi keluhan mereka dan apa solusinya.

“Jika situasi ini tidak segera mendapat solusi, maka jangan salah, bisa jadi seluruh lahan pertanian jagung yang ada di Kecamatan Talisayan akan beralih fungsi ke komoditas lainnya,“ imbuh Waris.

Sementara itu Kepala Kampung Eka Sapta, Syamsul Arifin menyampaikan alasan perubahan fungsi 600 Ha lahan jagung diwilayahnya. Menurutnya, penurunan produktifitas komoditas jagung di kampungnya dilatarbelakangi oleh minimnya modal para petani untuk membeli bibit jagung dan pupuk yang harganya semakin merangkak naik.

Tahun 2022 Pemkab Berau sudah tidak ada lagi mengucurkan bantuan benih jagung dan kebijakan harga pupuk. Hal ini yang membuat para petani kehilangan semangat untuk menanam jagung, akhirnya sekitar 20 persen lahan petani berubah menjadi kebun sawit. “Saya mewakili petani disini meminta perhatian Pemkab Berau untuk membuat kebijakan lagi soal benih jagung dan pupuknya agar petani ada semangat lagi untuk menanam jagung,“ harap Syamsul.

Menyikapi hal itu, Kepala Kampung Eka Sapta berencana akan membantu pembangunan lantai jemur dengan atap transparan menggunakan Alokasi Dana Kampung (ADK) dan dapat digunakan secara gratis untuk mengurangi biaya produksi para petani. Sekaligus dirinya berharap, untuk segera ada teraliri listrik ke lokasi mesin pengering, yang dimana pada volume panennya banyak memerlukan listrik untuk dikeringkan melalui mesin pengering.

“Harapan kami, PLN bisa membangunkan saluran jaringannya nanti kami dari pemerintahan kampung akan membantu pembangunan kilowatt (KWH)-nya melalui ADK,” pungkasnya. (Adv/Nht/Asti).

www.swarakaltim.com @2024