Melatih Kesabaran Diadang Aspal Berlubang Jalan Nasional, 13 Jam Kubar ke Samarinda

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Sebenarnya perjalanan dari dan menuju Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini, sebenarnya dapat ditempuh dengan jarak yang singkat, karena ruas jalan Trans Kaltim ini hanya berjarak sepanjang 315 kilometer, itupun jika ditempuh dari pusat Ibu Kota Kaltim Samarinda.

Akan tetapi badan jalan raya beraspal maupun jalan tanah yang dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat banyak yang tidak mulus. Bukan rahasia lagi, kalau kondisi ruas jalan Trans Kaltim menuju Kabupatan Kutai Barat ini tidak sepenuhnya mulus. Bahkan di beberapa ruas jalan bahkan sampai berlubang dan dibiarkan menganga selama bertahun-tahun.

Namun bagi yang tidak terbiasa, perjalanan melalui rute tersebut akan terasa sangat melelahkan. Bahkan saat ini untuk jalan dengan panjang sejauh itu, waktu tempuh bisa lebih dari 13 jam.

Padahal sebagian ruas jalan diwilayah Perkampungan Muara Gusik, Bongan dan Resak Kampung, sudah dalam kondisi perbaikan oleh Dinas Pekerkjaan Umum Provinsi Kaltim, namun perbaikan dengan metode aspal tambal sulam.

Sehingga setiap kendaraan yang melewati willayah kampung tersebut, perlu melandaikan pijakan gas pada kendaraannya agar tidak terperosok kedalam lubang aspal yang masih banyak dibiarkan menganga dengan kedalaman 30 hingga 50 cm meter.

Perjalanan menuju Kabupaten Bumi Tanaa Purai Ngeriman atau yang dikenal Kota Sendawar ini, cukup menguji kesabaran bagi pengendara. Sebab, para pengguna jalan juga harus ekstra hati hati membantingkan setir kendaraan dengan melintasi jalan berlubang dan berkelok-kelok saat melewati kawasan perbukitan ruas jalan trans kaltim tersebut.

Bahkan pengendara dari dan Samarinda juga harus berhati-hati jika sudah memasuki jalan Trans Kaltim diwilayah Kem Baru Kecamatan Jempang dan Kampung Muhur Kecamatan Siluq Ngurai. Karena pengendara kerap berpasan dengan truk pengangkut alat berat dan truk tangki pengangkut Crude Palm Oil (CPO) maupun truk pengangkut buah sawit.

Sehingga kebanyakan para pengendara tidak berhati-hati saat berpasan dengan kendaraan raksa dari perusahan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit itu, dapat mengalami kecelakaan karena tidak hapal jalur yang dilewati, kondisi tersebut cukup berbahaya karena ketika kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi tahu-tahu harus berhenti seketika karena dihadang dengan aspal yang berlubang.

Hal yang sama selepas ruas jalan Trans Kaltim di dua kecamatan itu saat memasuki wilayah Kampung Dingin, Kecamatan Muara Lawa. Selain dihadang dengan aspal yang berlubang, pengendara juga harus berpapasan dengan puluhan kendaraan dum truck roda enam bertutup terpal yang lalu-lalang mengangkut batubara yang diduga dari hasil tambang illegal atau disebut tambang koridoran.

Lebih parahnya lagi dari puluhan kendaraan dum truck roda enam bertutup terpal diatas baknya itu, kerap kompoi berjalan beriringan memadati ruas jalan nasional dari Kecamatan Muara Lawa melintasi badan jalan Kota Sendawar, Kecamatan Barong Tongkok dan Kampung Belempung Ulaq. Dengan arah tujuan ke sejumlah jety atau pelabuhan kapal tongkang yang standby memuat batubara diperaian hulu sungai mahakam Kecamatan Melak.

Aktivitas tambang koridoran ini mulai menjamur sejak awal tahun 2022 diwilayah Kubar yang dijuluki Kabupaten Beradat itu, entah apa yang terjadi di Bumi Tanaa Purai Ngeriman ini. Jika truck tambang koridoran terus melintasi aspal pusat ibukota tersebut.

Pasalnya pemerintah daerah maupun instansi yang memelihara jalan itu terkesan tutup mata. Lebih miris lagi saat ini kondisi jalan beraspal di Ibukota Sendawar itupun banyak aspal yang mengelupas dan berlubang. Sehingga kondisi jalan mulai rusak parah layaknya seperti ruas jalan Trans Kaltim Kubar-Kukar.

Sebelumnya Bupati Kubar FX Yapan, mengatakan bahwa ruas jalan trans kaltim yang menghubungkan Kubar-Kukar ini menjadi kewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat. Bahkan hal itu juga dibenarkann oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat dikonfirmasi awak media di Pemprov Kaltim.

Kata orang nomor satu di Kaltim itu juga menegaskan, bahwa sepanjang jalan trans kaltim mulai dari Kukar, kubar dan Mahulu, statusnya masuk ruas jalan nasional. Oleh sebab itu Pemprov Kaltim tak bisa berbuat banyak. Akan tetapi pemerintah tak tinggal diam dan terus mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat untuk perbaikan ruas jalan nasional tersebut.

Kendati demikian, satuan kerja PJN Wilayah I Kaltim Rusdi Salman juga telah memperkirakan, sedikitnya seratus lebih titik kerusakan kategori besar sepanjang 87,6 kilometer yang terbentang dari Simpang Kota Bangun, Kukar, hingga Muara Gusiq Kubar. Hal itu dilontarkannya saat mendampingi kunjungan kerja Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi ke Kubar.

Tampak jelas dalam lawatan Hadi Mulyadi ke wilayah itu. Ketika hujan deras mengguyur, sejak pagi menampilkan wajah asli jalur tersebut. Para sopir harus beradu lincah di atas jalan dengan lubang aspal menganga berlumur lumpur. Buruk rupa jalan itu lahir dari aspal dan semenisasi yang terkikis, hingga bekas jejak roda kendaraan bertonase besar menghiasi badan jalan nasional ini.

Setelah Hadi Mulyadi tiba di Kota Sendawar, masyarakat wilayah Kubar-Mahulu,  menaruh harapan besar setelah apa yang disampaikan Wakil Gubernur Kaltim ini. Pasalnya saat ini jalan poros dari Simpang Kota Bangun-Muara Gusik oleh Kementerian PUPR, khususnya BBPJN I Kalimantan, akan melaksanakan perbaikan jalan secara bertahap, dengan skema tahun jamak mulai 2023 hingga 2024 dengan nilai anggaran sebesar Rp 233 miliar, yang dikeluarkan melalui surat berharga syariah negara (SBSN).

Penulis : Alfian Nur

Editor : Redaksi

Publisher : Rina

Loading

Bagikan: