BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Proyek pembangunan rumah singgah atau rumah penampungan gelandangan dan orang terlantar di Balikpapan kini sudah mencapai 50 persen.
Dan dipastikan proyek pembangunan rumah singgah dapat terselesaikan pada akhir Desember ini . Demikian diungkapkan Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan Edi Gunawan.
”Balikpapan merupakan pintu gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN), sehingga keberadaan rumah singgah dapat menjadi tempat penampungnan gelandangan dan orang terlantar, ” kata Edi,Selasa(29/10/2024).
Edi menjelaskan, diaku banyak pendatang orang terlantar kita kembalikan daerah asal melalui bantun provinsi, paguyuban, organisasi sosial. Mereka yang di pulangkan mencapai 50 orang setiap bulannya. Kendati demikian, untuk pengerjaan pembangunan rumah singgah ditargetkan rampung pada akhir Desember 2024. Panjang bangunan rumah singgah mencapai 15 meter dan lebar bangunan mencapai 65 meter.
“Bangunan rumah singgah memiliki dua lantai, untuk lantai atas tempat penampungan dan lantai bawah untuk gudang dan kamar mandi,” tegasnya.
Lanjut Edi, untuk pembanguan rumah singgah di kerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinsos hanya mengusulkan saja.
“Kalau mau kita fasilitas yang ada di rumah singgah itu sesuai dengan standar, ada tempat tidur, lemari pakaian, kamar mandi, dapur dan lainnya,” pungkasnya
Edy mengaku, adapun keberadaan rumah singgah nanti, akan di siapkan fasilitas kursi roda sampaikan penyerahan ke dinsos daerah setempat dan didampingi petugas.
“Tidak semua kami bantu pulangkan, tapi ada pendataan terlebih dahulu, apakah layak untuk dibanti,” tuturnya.
Adapun kelengkapannya, standar rumah singgah, ada tempat tidur,ada kunjungan-kunjungan, ada pedampingan-pendampingan.
“Yang penting gini, permakanan, itu tiga kali sehari jadi tanggungjawab pemerintah, ada dari pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Pusat,” akunya.
Kata dia, keberadaan rumah singgah tersebut, diperuntukan bagi yang terlantar. Sehingga mereka ditempatkan sementara sebelum dipulangkan ke kampung halamannya
“Rumah sainggah penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak ada tempat berteduh, tempat berlindung dan tempat kebutuhan hidup, sambil menunggu waktu mereka dikembalikan,” tutupnya.(*/pr)