SAMARINDA, Swarakaltim.com – RSUD I.A Moeis akan menjalani transformasi besar dengan menggandeng konsorsium Plenary Asia-Aspen Medica melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proyek ini tak hanya mencakup pembangunan infrastruktur baru, tetapi juga menyentuh aspek manajemen dan pelayanan kesehatan yang lebih modern dan bertaraf internasional.
Direktur RSUD I.A Moeis, Dr. Osa Rafshodia, mengungkapkan bahwa konsorsium tersebut telah resmi memenangkan proses lelang KPBU. Kontrak kerja sama akan berjalan selama 20 tahun ke depan, yang mencakup sejumlah elemen strategis dalam pengembangan rumah sakit.
“Salah satu bentuk kerjasamanya adalah pembangunan gedung baru RSUD dengan dana investasi dari pihak konsorsium,” ungkap Dr. Osa.
Pembangunan gedung baru direncanakan memakan waktu sekitar 18 bulan setelah kontrak diteken antara Pemerintah Kota Samarinda dan konsorsium asal Australia tersebut.
Adapun nilai investasi yang dikucurkan mencapai Rp740 miliar. Dana tersebut akan disalurkan secara bertahap, dimulai dari suntikan awal sebesar USD 15 juta atau sekitar Rp230 miliar. Sisanya akan masuk dalam dua bulan berikutnya, setelah proses awal berjalan.
Selama proses pembangunan berlangsung, aktivitas RSUD akan tetap beroperasi dari gedung eksisting hingga target pemindahan penuh ke fasilitas baru pada Agustus 2027. Pembangunan ini menjadi pondasi penting dalam peningkatan layanan kesehatan di Samarinda.
Tak hanya pembangunan fisik, konsorsium juga akan berperan dalam pengelolaan rumah sakit. Mereka akan turut mengelola lima poli tambahan, seperti poli jantung, rehabilitasi medik, dan layanan kecantikan.
“Manajemen rumah sakit akan dijalankan bersama. Proporsinya 70 persen kami kelola, 30 persen dikelola oleh konsorsium,” jelasnya.
Dalam kerja sama ini, RSUD I.A Moeis juga mendapat keuntungan berupa pelatihan tenaga medis dan peningkatan kompetensi dari tenaga ahli asal Australia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara menyeluruh.
“Ini adalah tonggak sejarah baru bagi pelayanan kesehatan di Samarinda. RSUD I.A Moeis menjadi proyek pertama di sektor kesehatan yang dikelola melalui KPBU dengan dukungan internasional,” tutur Dr. Osa.
Dengan masuknya investasi dan dukungan dari pihak luar, RSUD I.A Moeis menargetkan perubahan signifikan dalam sistem layanan, fasilitas, dan manajemen rumah sakit.
“Transformasi ini akan menjadi lompatan besar untuk menjadikan rumah sakit kita berstandar internasional,” tegasnya.
Langkah strategis ini sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat Samarinda terhadap fasilitas kesehatan yang lebih modern, lengkap, dan berkualitas. Pemkot Samarinda berharap proyek ini menjadi contoh sukses bagi pengembangan sektor layanan publik melalui skema KPBU.(Dhv)