Kaltim Sambut DSBK XVI: Merawat Sastra Melayu, Menyulam Silaturahmi Borneo

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Angin bulan Juni menyapu lembut halaman Rocca Bar & Grill Hotel Haris Samarinda, Senin (9/6/2025) pagi, kala sejumlah tokoh sastra berkumpull dalam suasana hangat dan bersahaja. Dalam jumpa pers yang digelar jelang perhelatan akbar Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK) ke-XVI, Kalimantan Timur menegaskan kesiapan menjadi tuan rumah sebuah pertemuan sastrawi lintas negara yang sarat makna dan nilai kebudayaan.

DSBK bukan sekadar temu sastrawan, melainkan perjamuan batin yang telah berlangsung sejak 1987, menjembatani para pemikir, penyair, dan pegiat bahasa dari tiga negara serumpun: Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Dari Miri, Sarawak, hingga kini kembali ke Samarinda, langkah DSBK menjejak sejarah panjang kebudayaan Borneo, merawat akar sambil menumbuhkan tunas baru dalam lanskap sastra Melayu.

DSBK XVI 2025 yang mengusung tema “Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu: Merawat Estetika dan Didaktika” menjanjikan ruang dialog yang menyentuh dasar batin kesenimanan. Tema ini lahir dari harapan akan terus terpeliharanya nilai-nilai keindahan dan pesan moral dalam karya-karya sastrawan Melayu, sembari menghidupkan kembali semangat zaman kerajaan Nusantara yang pernah membumbung tinggi di langit sejarah kepulauan ini.

Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia DSBK XVI, Syafril Teha Noer, menyampaikan bahwa kegiatan pokok berupa seminar sastra akan berlangsung pada 18 Juni 2025, bertempat di Hotel Haris, Samarinda.

“Seminar ini akan menghadirkan pembentang kertas kerja dari berbagai penjuru, termasuk Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, serta dari Sarawak, Sabah, Labuan, Brunei Darussalam, Kuala Lumpur, dan Selangor. Insyaallah peserta akan tiba pada 17 Juni, dan rangkaian kegiatan akan berakhir pada 20 Juni, dengan acara muhibah budaya, peluncuran antologi, dan bedah buku,” ujar Syafril yang juga Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah Kalimantan Timur

Kalimantan Timur bukan pemain baru dalam pentas DSBK. Setelah menjadi tuan rumah pada 2011, kini provinsi ini kembali diberi kepercayaan menyambut tamu sastra dari seberang lautan dan seantero Nusantara. Rangkaian dialog akan mempertemukan lebih dari 200 peserta, terdiri dari sastrawan, akademisi, jurnalis, dan pegiat budaya yang datang dari berbagai daerah dan latar lembaga, baik dari dalam negeri maupun negara tetangga.

Persatuan dan pertukaran ide lintas batas negara menjadi roh DSBK yang terus dijaga. Delegasi dari Malaysia mencakup GAPENA, PUTERA, PEKASA, BAHASA, PERWILA, dan IPS. Brunei mengutus ASTERAWANI. Sementara dari Indonesia, hadir wakil dari Sumatera hingga Nusa Tenggara, membaur dalam semangat yang sama: memperkuat jalinan sastra dan budaya Melayu sebagai pusaka kolektif kawasan Borneo.

Tak hanya diskusi dan seminar, DSBK XVI 2025 juga menghadirkan warna-warni kegiatan pendamping yang memperkaya pengalaman peserta. Muhibah budaya ke Tenggarong, wisata kapal menyusuri Mahakam, pameran buku, serta parade sastra akan menjadi bagian dari untaian agenda yang menjanjikan bukan hanya ilmu, tetapi juga keakraban dan pemaknaan akan kebersamaan yang tak berbatas.

Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalimantan Timur menjadi jantung dari gerak persiapan ini. Sejak kembali dari DSBK XV di Brunei Darussalam tahun 2023, tim kecil yang diketuai langsung oleh Syafril Teha Noer telah menapaki proses panjang: audiensi ke Pemprov, konsolidasi lintas lembaga, hingga pembentukan struktur panitia. Dukungan dari Gubernur, Wakil Gubernur Seno Aji, serta DPRD Kaltim menjadi fondasi kuat bagi suksesnya penyelenggaraan tahun ini.

Seiring waktu yang makin dekat, DSBK XVI menjanjikan lebih dari sekadar dialog. Ia adalah perjumpaan batin yang menyejukkan, tempat para pencinta kata menjahit silaturahmi dalam tenunan estetika dan nilai-nilai luhur budaya. Di tanah Samarinda yang ramah, sastra Melayu kembali berdenting, mengalun dari hati ke hati, dari Kalimantan ke dunia.(DHV)

www.swarakaltim.com @2024