TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Menurut Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Sakirman, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan pemangku kepentingan di Bumi Batiwakkal, dalam sektor pertanian secara luas serta perikanan kelautan.
“Jadi agar petani dan nelayan semakin terpacu dan betah melakukan produktivitasnya, hendaknya perhatian terhadap sarana dan prasarana di bidang tersebut menjadi perhatian,” ungkap Dewan yang juga merupakan Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lembaga Legeslatif tersebut.
Belum lagi, adanya alih fungsi lahan yang saat ini menjadi ancaman bisa membuat ruang bertani semakin sempit. Termasuk juga yang dikhawatirkan sekarang adalah adanya eksploitasi. Hal demikian yang menurutnya perlu dicarikan jalan keluar agar petani maupun nelayan bisa tetap semangat.
“Saya rasa kalau untuk bantuan dari Pemerintah daerah rutin saja tapi memang menyesuaikan anggaran yang ada, tinggal bagaimana meminimalisir lahan petani yang ada di Berau terjauh dari konflik antara perusahaan maupun individu, ini PR kita bersama,” ujarnya.
Sakirman menjelaskan, untuk sebaran lahan bertani saat ini juga semakin luas. Hal itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana luas lahan pertanian di Kabupaten Berau terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Lahan kering memiliki luas 60.625 hektare, sedangkan lahan basah seluas 32.375 hektare. Dari luas tersebut, yang dimanfaatkan oleh petani tanaman pangan adalah 10.485 hektare lahan basah dan 12.230 hektare lahan kering.
“Komoditi yang dihasilkan juga beragam, selain padi sawah, ada padi gunung, karet, kakao dan tanaman lain yang masuk kategori palawija, begitu juga perikanan hasil pertahunnya bisa belasan ribu ton, produksi seperti ini yang harus terus dijaga,” tandasnya sekaligus menjawab pertanyaan, Sabtu (21/6/2025). (Adv/Nht)