Dishub Komitmen Mengatasi Persoalan Parkir Dan Peningkatan Pajak Secara Modern

BALIKPAPAN, Swarakaltim.com.                   Dinas Perhubungan Kota Balikpapan terus berkomitmen untuk dalam mengatasi persoalan parkir dan lalu lintas di kota Balikpapan. Sehingga, kawasan padat lalu lintas dapat segera terselesaikan. Salah satunya dengan mempersiapkan skema modern dalam penataan parkir serta rekayasa lalu lintas kota.

Menurut Kepala Dishub Kota Balikpapan, Muhammad Fadli Paturahman, pihaknya tahun ini akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kemacetan lalu lintas , menertibkan parkir liar dan cara meningkatkan pajak di sektor transportasi.
“Tahun ini kami lakukan evaluasi menyeluruh dan menyiapkan skema baru yang lebih terintegrasi,” tegasnya, Jumat (27/6/2025)

Fadli menjelaskn, kini Dishub akan memfokuskan penataan di beberapa titik yang kerap menjadi simpul kemacetan, terutama kawasan pasar, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum lainnya. Skema ini mencakup penyediaan kantong-kantong parkir tambahan, pengaturan arus kendaraan, serta pengawasan ketat terhadap parkir liar yang selama ini menjadi salah satu penyebab penyempitan badan jalan.
“Parkir liar ini bukan hanya merugikan PAD, tapi juga sangat mengganggu kelancaran lalu lintas. Jadi, kita akan siapkan titik-titik kantong parkir baru yang strategis dan mudah dijangkau,” ujuarnya.

Lanjut Fadli, adapun terobosan penting dalam skema baru tersebut adalah penerapan sistem pembayaran parkir non-tunai. Menurut Fadli, Dishub Balikpapan akan menerapkan sistem gate parking atau gerbang masuk-keluar otomatis di sejumlah lokasi prioritas.
“Dalam waktu dekat, kami akan hadirkan sistem berbasis cashless. Tujuannya untuk menciptakan sistem pembayaran yang lebih transparan, akuntabel, dan efisien. Ini juga bagian dari digitalisasi layanan publik,” katanya.

Fadli menambahkan, penerapan sistem gate akan dimulai dari tiga titik prioritas yang saat ini masih dalam tahap finalisasi lokasi. Selain itu, tujuh pasar tradisional di Balikpapan juga akan menjadi target implementasi sistem retribusi parkir karena memiliki potensi besar untuk menyumbang PAD dari sektor tersebut.
“Kita mulai dari tiga titik terlebih dahulu, lalu menyusul tujuh pasar tradisional yang memang ramai dan memiliki potensi retribusi tinggi. Ini penting karena berbeda dengan pajak parkir, retribusi sepenuhnya masuk ke kas daerah,” tegasnya.

Saat disinggung, terkait alat parkir meter yang sempat digunakan di beberapa ruas jalan, Fadli menyatakan bahwa sistem tersebut tidak akan digunakan lagi. Meskipun secara teknis alat parkir meter masih berfungsi, namun Pemkot memutuskan untuk beralih ke sistem yang lebih modern dan menyeluruh.
“Alat parkir meter itu memang masih siap digunakan, tapi tidak lagi relevan untuk kebutuhan saat ini. Kita ingin sistem yang tidak hanya efisien, tapi juga memberikan pengawasan dan data real-time bagi pengelola,” ujarnya.

Untuk itu Fadli menegaskan, ke depan seluruh sistem parkir di Balikpapan akan diupayakan untuk terintegrasi dalam satu platform digital. Yang memungkinkan monitoring sekaligus evaluasi kinerja secara berkala.(*/pr-pk15)

Loading

Bagikan: