Nurlena Mendorong Pengembangan Budaya Lokal Lebih Kreatif

BALIKPAPAN,Swarakaltim.com.                                Pembina bawe DPW PASER Kota Balikpapan Hj Nurlena Rahmad mengajak seluruh ibu-ibu untuk terus melestarikan budaya lokal dengan pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif, agar mampu bersaing tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional bahkan internasional.
“Jangan hanya berdiam diri. Saya tadi lihat tariannya sudah bagus. Tinggal bagaimana kita bisa terus mengembangkan dan mengeksplorasi agar tampil lebih menarik,” ujarnya usai dikukuhkan sebagai Pembina Dewan Pengurus Wilayah Perhimpunan Bawe Paser Kota Balikpapan Periode 2025-2030 di aula rumah jabatan, (26/7/2025).

Hj Nurlena mengaku, semasa kecil saat menyaksikan pertunjukan tari ronggeng di depan rumahnya. Selain itu, pertunjukan tradisional di masa lalu sering kali kurang menarik perhatian karena bersifat monoton.
“Saya dulu waktu kecil kalau lihat ronggeng itu, aduh ibu-ibu, begitu-begitu saja. Tidak ada ketertarikan, monoton,” ungkapnya.

Namun kini, menurut Hj Nurlena, saatnya masyarakat melakukan kreasi terhadap budaya lokal, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. “Sekarang kita harus bisa berkreasi. Bagaimana budaya itu tetap hidup tapi dikemas lebih menarik dan relevan dengan zaman,” tegasnya.

Nurlena mengatakan, pihaknya mendorong perempuan untuk tidak hanya terlibat dalam pelestarian budaya, tapi juga menjadi pelaku utama dalam pemberdayaan sosial dan ekonomi melalui kegiatan berbasis budaya.
“Kita harus berdaya. Ibu-ibu luar biasa itu tidak ada kata capek. Karena kita punya peran besar untuk keluarga dan masyarakat,” pungkasnya.
Kemudian Nurlena menambahkan, pihaknya juga berencana melakukan pengembangan organisasi ke depan, termasuk wacana untuk membuat duplikat Rumah Adat Pasir di Balikpapan. Kini rencana tersebut masih di konsultasikan dan dikoordinasikan dengan instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Kota Balikpapan.
“Ini masih wacana, Insya Allah tahun depan bisa kita realisasikan. Duplikat rumah adat itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak kebudayaan,” tegasnya.

Dalam struktur keanggotaan, Bawe Pasir membuka diri bagi masyarakat Kalimantan Timur yang memiliki keterikatan dengan Suku Pasir. Ini termasuk mereka yang bersuamikan orang Pasir, memiliki garis keturunan, atau telah lama menetap di Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU).
“Siapa saja boleh bergabung, asalkan punya keterikatan dengan budaya Pasir dan sudah lama tinggal di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan dan sekitarnya,” tutupnya.(*/pkjl26)

Loading

Bagikan: