BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan kunjungan kerja ke Asrama Haji Embarkasi Balikpapan di Jalan Mulawarman, Jumat (29/8/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan kualitas layanan yang diberikan kepada jemaah haji.
Dalam agenda tersebut, rombongan Komisi IV meninjau sejumlah fasilitas utama. Beberapa di antaranya yakni kamar jemaah, aula, serta sarana pendukung lain yang digunakan selama musim haji.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agus Aras, memberikan apresiasi atas kualitas fasilitas yang tersedia di Asrama Haji. Ia menilai layanan yang diberikan sudah setara dengan standar hotel berbintang.
“Ternyata di Asrama Haji memiliki pelayanan kamar hotel dengan kualitas Bintang 3-4. Ternyata masyarakat bisa menggunakan bisa menggunakannya,” ucap Agus melalui telepon, Sabtu (30/8/2025).
Menurutnya, kehadiran layanan penginapan dengan kualitas baik di Asrama Haji juga memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian daerah, khususnya melalui kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Setelah musim haji selesai, itu bisa dibuka untuk penginapan masyarakat umum. Artinya ini dikomersilkan. Kita doakan layanan ini bisa berkontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita,” harap Agus.
Selain melayani jemaah haji, Asrama Haji Balikpapan juga membuka layanan kamar bagi masyarakat umum. Beberapa tipe kamar tersedia dengan tarif bervariasi.
Jenis kamar yang disediakan antara lain Zam-Zam Superior Twin Bed Rp300.000 per malam, Zam-Zam Superior Double Bed Rp300.000 per malam, Multazam Superior Double Bed Rp300.000 per malam, Multazam Standart Twin Bed Rp250.000 per malam, Multazam Standart Double Bed Rp250.000 per malam, Bir Ali Superior Double Bed Rp300.000 per malam, serta Bir Ali Standart Twin Bed Rp250.000 per malam.
Tarif tersebut tidak termasuk sarapan. Dengan variasi tipe dan harga, Asrama Haji memberikan pilihan yang cukup kompetitif bagi masyarakat.
Kehadiran fasilitas setara hotel berbintang di Asrama Haji Balikpapan diharapkan tidak hanya menunjang pelayanan ibadah haji, tetapi juga menjadi sumber pendapatan alternatif bagi daerah.(DHV)
