SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menegaskan bahwa stok beras di kota ini dalam kondisi aman sampai akhir tahun 2025. Kepastian itu disampaikan Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri.
Saefuddin menjelaskan, rapat tersebut digelar untuk menyamakan persepsi antarinstansi mengenai teknis pelaksanaan operasi pasar.
“Tidak ada krisis beras, Insyaallah stok aman hingga akhir tahun. Kita sudah koordinasi dengan Bulog, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ucapnya, Kamis (11/9/2025).
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, memaparkan bahwa harga beras SPHP yang dijual dalam operasi pasar dipatok maksimal Rp60 ribu per karung. Harga ini lebih rendah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berkisar Rp65 ribu.
Menurut Marnabas, saat ini tersedia sekitar 7.000 ton beras. Dari jumlah tersebut, rata-rata enam ton digelontorkan setiap hari.
“Baru sekitar 1.000 ton atau 15 persen dari jatah yang kita keluarkan tahun ini. Kalau masyarakat membutuhkan, kita siap turunkan lebih banyak,” jelasnya.
Ia menambahkan, distribusi beras akan dilakukan secara situasional dan tersebar di 59 kelurahan. Mekanismenya akan diumumkan melalui lurah dan RT setempat, sementara pembelian dibatasi maksimal dua karung per keluarga.
“Beras ini murni untuk konsumsi, tidak boleh dijual kembali atau dioplos,” tegasnya.
Lebih lanjut, Marnabas menuturkan bahwa operasi pasar akan tetap berjalan meski tidak dilakukan secara masif. Hal ini untuk menghindari dampak negatif terhadap pedagang di pasar tradisional.
Namun, apabila di kemudian hari muncul gejolak harga atau indikasi kelangkaan, Pemkot Samarinda memastikan akan menyalurkan pasokan secara besar-besaran dengan melibatkan TNI, Polri, Bulog, dan instansi terkait lainnya.
“Awalnya memang sempat ada sedikit gejolak akibat keterlambatan pengiriman dari daerah penghasil seperti Sulawesi dan Jawa. Tapi sekarang sudah stabil,” pungkas Marnabas.(DHV)