SENDAWAR, Swarakaltim.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar), terus memberikan dan meningkat perhatian terhadap olahraga tradisional, seperti menyumpit dan behempas agar event-event semacam ini bisa terus di selenggarakan dan diwariskan oleh genarasi muda di masa yang akan datang.
Olahraga sumpitan adalah olahraga tradisional yang melestarikan kearifan lokal dari Suku Dayak, di mana peserta meniupkan anak sumpit (damek) ke target untuk mendapatkan poin. Olahraga ini mirip panahan, membutuhkan fokus, konsentrasi, dan kekuatan tiupan, serta sering diadakan dalam festival budaya dan acara pelestarian budaya.
Festival Dahau 2025 di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) resmi digelar, kegiatan dua tahun sekali ini, dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kubar. Menyumpit merupakan olahraga tradisional yang mewarnai pembukaan festival budaya di Bumi Sendawar Tanaa Purai Ngeriman, Kamis (23/10/2025).
Usai membuka kegiatan tersebut, Bupati Kubar Frederick Edwin didampingi istrinya Maria Christina Mozes, adu ketangkasan dadakan di arena perlombaan menyumpit. Terlihat Frederick Edwin menantang para pejabat Forkopimda Kubar beradu menyumpit yang juga diikuti Dandim 0912/Kubar Letkol Inf Doni Fransisco, disaksikan Wabup Kubar H Nanang Adriani bersama istri.
Olahraga menyumpit mengandalkan kekuatan tiupan, fokus dan konsentrasi untuk akurasi. Kemudian penilaian poin dihitung berdasarkan jumlah anak sumpit yang berhasil mengenai sasaran. Oleh karena itu latihan dilakukan dengan menargetkan sasaran dari jarak tertentu, yang kemudian disesuaikan dengan jarak pertandingan.
Anak sumpitan biasanya terbuat dari bambu atau kayu dan panjangnya bisa antara 150-175 cm, yang memungkinkan anak sumpit untuk meluncur dengan mulus. Dahulu kala sumpit adalah senjata tradisional suku Dayak untuk berburu dan berperang.
Sehingga di jaman modern ini, sumpit dijadikan olahraga tradisional salah satu cara untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal, bersama dengan kegiatan lainnya seperti behempas. Frederick Edwin berpesan kepada generasi muda, untuk terus menjadi pewaris dan pelestari budaya daerah masing masing.
“Kepada para generasi muda, jadilah pewaris dan pelestari budaya daerah. Jangan biarkan arus modernisasi mengikis nilai adat dan tradisi kita. Gunakan kemajuan teknologi dan media sosial untuk memperkenalkan budaya Kubar kepada dunia, dengan cara yang kreatif dan positif,” pesannya.
Bupati akrab disapa Edwin ini juga berharap seluruh rangkaian kegiatan Festiaval Dahau dengan tema “Harmoni Kebersamaan Dalam Budaya” dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Khususnya, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memperkuat sektor pariwisata budaya, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap kutai barat sebagai tanah yang kaya akan kearifan lokal.
“Saya berharap melalui festival dahau 2025 ini, kegiatannya terlakasana dengan kondusif. Mari kita dukung kegiatan positif seperti layanan bakti sosial, pameran, oltrad, upacara adat, pameran, festival seni budaya, festival kuliner, pemecahan rekor MURI hingga kegiatan ekonomi kerakyatan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya. (Adv-kbr)