BALIKPAPAN, Swarakaltim.com. Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan mencatat, jumlah bank sampah di Kota Balikpapan mengalami peningkatan atau sekitar 120 unit. Peningkatan bank sampah ini, pasca pandemi Covid 19.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, sebelum pandemi, jumlah bank sampah di kota ini mencapai sekitar 120 unit. Namun, selama pandemi, jumlahnya anjlok menjadi 70 unit akibat berkurangnya aktivitas masyarakat dan pembatasan sosial.
“Saat ini, jumlah bank sampah telah bangkit kembali menjadi sekitar 130-an unit. Target kami, setiap kelurahan membangun minimal enam bank sampah, sehingga total bisa mencapai 204 bank sampah baru,”ungkap Sudirman. Senin (03/11/2025)
Lanjut Sudirman, DLH juga mendorong pembentukan bank sampah induk di tingkat kecamatan. Saat ini, Balikpapan baru memiliki dua bank sampah induk, masing-masing di wilayah selatan dan utara.
Bank sampah induk ini berfungsi sebagai pusat pengelolaan sampah dari unit-unit bank sampah di kelurahan, mempermudah proses pengolahan dan pendistribusian sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis.
Selain itu, program sedekah sampah juga digalakkan di tingkat RT. Program ini merupakan inisiatif dari ketua RT setempat, dengan tujuan mengajak warga aktif memilah sampah dan memberikan nilai sosial bagi sampah yang dikumpulkan.
“Untuk mendukung program ini, kami meminta dukungan perusahaan melalui program CSR agar menyediakan keranjang sampah yang bisa disebar ke setiap RT,”ujar Sudirman.
Sudirman menambahkan, kesadaran masyarakat dalam memilah sampah memang bervariasi. Namun, DLH terus membiasakan warga, termasuk anak-anak, untuk memulai dari hal kecil, seperti memilah sampah di rumah.
“Langkah-langkah sederhana ini akan berdampak besar pada pengurangan sampah di kota,” imbuhnya
Dengan penguatan jaringan bank sampah, baik unit maupun induk, serta dukungan program sedekah sampah, DLH berharap Balikpapan bisa terus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Langkah ini tidak hanya mendukung kebersihan kota, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi warga melalui nilai jual sampah anorganik yang dikumpulkan.(*/pknop-90)