
TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Turunnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2026 membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau harus berhitung ketat terkait dengan rencana belanja tahun depan. Selain belanja dasar, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau juga minta agar Pemkab melibatkan pihak ketiga melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pembangunan kota.
“Saat ini yang tahapannya bukan urgent namun harus terus dilaksanakan adalah penataan taman kota. Dengan CSR, akan mengurangi beban APBD tahun depan dan seterusnya. Pembangunan taman kota, seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) merupakan ikon kota yang jika diabaikan akan membuat wajah kota gersang dan tidak berwarna,” ungkap Sekretaris Komisi III DPRD Kota Sanggam, Ratna Kalla.
Kenapa dirinya sarankan Pemerintah daerah gandeng Perusahaan melalui CSR mereka, karena menurut Politikus dari Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut anggaran belanja Berau tahun 2026 terjun bebas. Sehingganya, agar penataan wajah kota baik di perkotaan hingga kecamatan tetap tersentuh, sebaiknya melibatkan pihak ketiga. Kebetulan program itu bukan skala prioritas.
“Kan banyak Perusahaan yang beroperasi di Berau, libatkan mereka, mulai dari penyusunan, penataan sampai perawatan, Pemkab cukup menyiapkan lahan saja. Dengan begitu, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) cukup memantau perkembangan dan perawatanya saja, jika ada yang kurang pas, tinggal dikoordinasikan kepihak perusahaanya,“ terangnya.
Melibatkan Perusahaan bukan hanya terkait dengan efisiensi anggaran saja, namun juga tentang kontribusinya terhadap daerah, sebab didaerah kita mereka wilayah operasionalnya. “Mereka punya dana CSR kok, jadi sudah sewajarnya jika budgetnya mereka sisihkan juga untuk mempercantik kawasan kota,” imbuhnya.
Ratna juga menyadari, jika RTH bukan masuk dalam program prioritas daerah, karena Pemerintah daerah fokus ke pendidikan dan kesehatan juga infrastruktur, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun fisik.
”Ditengah badai efisiensi besar besaran di seluruh Indonesia ini, Pemerintah daerah harus kreatif melibatkan perusahaan dalam penataan kota. apalagi daerah kita ini berada digaris katulistiwa, sehingga suhunya cukup ekstrim di musim kemarau, makanya penghijauan kota ini diharapkan mampu meredam situasi itu,“ pungkasnya. (Adv/Nht/Bin).