BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Anggota Komisi 2 DPRD kota Balikpapan H Nurhadi meminta kepada pemerintah, agar jalan Mulawarman diperluas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Selain itu, arus kendaraan di Jalan Mulawarman Kecamatan Balikpapan Timur (Baltim) sangat padat. Pasalnya, wilayah tersebut banyak dilalui masyarakat untuk beraktivitas. Jalan Mulawarman sebagai Jalan poros wilayah Baltim.
“Jalan Mulawarman sudah seharusnya dijadikan dua jalur sesuai dengan kebutuhannya. Apalagi Balikpapan sebagai Kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) tentunya pengguna akses keluar – masuk gerbang tol Manggar semakin meningkat. Bukan hanya itu, Jalan Mulawarman merupakan jalur penghubung satu-satunya yang digunakan untuk menuju Gerbang tol Manggar,” tegas Nurhadi kepada awak media,Kamis (3/2/2022).
Nurhadi menjelaskan, sesuai dengan Undang-undang Jalan Tol, bahwa penghubung keluar – masuknya gerbang tol secara otomatis menjadi jalan Nasional. “Nah ini kembali menjadi pertanyaan lagi, atas kewenangan jalan tersebut” katanya.
Lanjut Nurhadi, dirinya mempertanyakan status Jalan Mulawarman. Awalnya Jalan Mulawarman merupakan kewenangan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Akan tetapi, Jalan ini justru di bangun Jalan Tol yakni Balikpapan-Samboja, Balikpapan-Samarinda dengan menggunakan akses Jalan Mulawarman. Kendati demikian, Nurhadi tetap bersyukur Jalan Mulawarman telah mendapatkan perbaikan dari pemerintah pada tahun 2021.
Selain itu juga, Jalan Mulawarman merupakan akses dari Asrama Haji dan akses menuju Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sehingga, Jalan Mulawarman ini perlu mendapatkan perhatian bukan hanya Pemerintah Kota Balikpapan saja melainkan Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Pusat.
“Saya menunggu bagaimana keputusan dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terkait jalan tersebut,” ungkapnya.
Politisi Partai PPP menambahkan, akses Jalan Mulawarman merupakan Jalan poros satu-satunya bagi masyarakat Balikpapan Timur ini melewati beberapa titik jembatan yang sudah tua dan mulai keropos.
“Seandainya (mudah-mudahan tidak) ada musibah jembatan tersebut putus, maka tidak ada jalur lain yang digunakan masyarakat Balikpapan timur sebagai jalur transportasi,” tutupnya(*/db)