SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) mulai memetakan langkah mitigasi untuk lahan pertanian yang rawan banjir, menyusul meningkatnya intensitas genangan di sejumlah sentra produksi padi. Hal ini menjadi perhatian dalam upaya mendukung target swasembada beras di tengah tantangan perubahan iklim dan kondisi geografis.
Inti Pertiwi, Penanggung Jawab Swasembada Kaltim, menyatakan keprihatinannya atas kejadian banjir yang menimpa lahan pertanian di beberapa wilayah, termasuk Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar), saat musim tanam baru saja dimulai. Ia menekankan pentingnya langkah antisipatif yang konkret.
“Ini saya benar-benar prihatin, Kota Samarinda yang baru mulai tanam sekarang tergenang. Di Kukar juga demikian,” kata Inti usai Rapat Koordinasi Rencana Aksi Swasembada Beras di Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, perlu strategi mitigasi yang sistematis untuk menghadapi pola banjir musiman agar proses produksi tidak terus terganggu. Ia mencontohkan pentingnya pembangunan tanggul hingga pengerukan sedimen di lahan sawah yang sudah lama tidak dibersihkan.
“Kalau sedimennya sudah tebal, otomatis ada air sedikit saja sudah pasti tergenang. Kita harus tahu penanganan apa yang harus dilakukan, terutama di daerah-daerah yang saban waktu terendam banjir,” jelasnya.
Pemerintah daerah, lanjut Inti, tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Ia menyebutkan, kerja sama lintas instansi sudah dijalankan dengan melibatkan Balai Wilayah Sungai (BWS), Kementerian PUPR, serta Dinas PUPR baik tingkat provinsi maupun kota.
“Tanggul-tanggul ini perlu diperbaiki karena banyak yang rusak. Tapi sekarang arahan Presiden dan Menteri Pertanian, semua bekerja. Kami tidak jalan sendiri,” ujarnya.
Dengan sinergi yang kuat antarinstansi, Pemprov Kaltim berharap ketahanan lahan pertanian terhadap bencana dapat meningkat, sehingga target swasembada beras tidak terganggu oleh risiko banjir tahunan yang kini semakin sulit diprediksi.(DHV)