Hari Kunjung Perpustakaan, DPK Kaltim Genjot Minat Baca Lewat Layanan Digital dan Kolaborasi Komunitas

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat di tengah gempuran gadget dan teknologi digital yang semakin masif. Upaya tersebut dilakukan dengan mengembangkan layanan berbasis digital, membangun pojok baca, hingga menggandeng komunitas literasi dan influencer lokal.

Plt Kepala DPK Kaltim, Anita Natalia Krisnawati, mengakui tantangan yang dihadapi cukup besar. Menurutnya, bukan hanya anak muda, bahkan anak-anak kini sudah akrab dengan gawai.

“Salah satu upaya kami agar minat baca tetap tumbuh adalah dengan meng-upgrade layanan. Jadi tidak hanya secara fisik pemustaka datang ke perpustakaan, tapi juga bisa mengakses secara digital,” jelasnya saat ditemui di Aula DPK Kaltim, Selasa (16/9/2025).

Saat ini, DPK Kaltim telah menyediakan sejumlah platform digital, antara lain iKaltim dan OPAC (Online Public Access Catalog). Fasilitas ini memungkinkan masyarakat mencari buku secara daring sebelum datang langsung ke perpustakaan.

“Pemustaka bisa mengecek dulu, misalnya ingin cari buku tentang kesehatan, cukup lewat OPAC,” ujarnya.

Selain layanan digital, DPK Kaltim juga membangun pojok baca bernama Buncu Baca Etam. Pojok baca ini sudah tersebar di berbagai kabupaten dan kota, termasuk rumah ibadah, sekolah, kantor kelurahan dan kecamatan, hingga OPD lingkup Pemprov Kaltim.

Tidak hanya itu, DPK Kaltim aktif berkolaborasi dengan komunitas literasi. Salah satunya adalah ASN Mengajar, komunitas yang beranggotakan pegawai negeri dengan semangat mengajar dan mendorong budaya membaca.

“Kami menggandeng mereka untuk ikut serta dalam kegiatan literasi, terutama kepada anak-anak dan pelajar,” ungkap Anita.

Langkah lain yang dilakukan adalah bekerja sama dengan influencer lokal. Salah satunya selebgram Julak Atuy yang memiliki banyak pengikut di media sosial.

“Beliau sudah beberapa kali mengunjungi perpustakaan dan membagikan kontennya. Dampaknya cukup membantu memperkenalkan layanan perpustakaan lebih luas,” tambahnya.

Menurut Anita, strategi tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap perkembangan zaman. Ia menilai, masyarakat kini cenderung malas membaca buku fisik, sehingga layanan harus menyesuaikan kebutuhan mereka.

DPK Kaltim juga membuka ruang partisipasi publik untuk pengadaan buku. Pemustaka bisa mengajukan usulan judul buku melalui media sosial maupun aplikasi layanan pengaduan.

“Jadi kami tidak hanya sekadar membeli buku tanpa arah, tapi berdasarkan kebutuhan masyarakat yang benar-benar ingin membaca,” terangnya.

Namun, Anita menegaskan semua upaya itu tetap memperhatikan ketersediaan anggaran.

“Kami selalu menginventarisasi setiap usulan buku agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan daerah,” pungkasnya.

Dengan berbagai terobosan tersebut, DPK Kaltim berharap minat baca masyarakat bisa terus tumbuh, serta menjadikan literasi sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari warga Kaltim.(DHV)

www.swarakaltim.com @2024