SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Gebyar Anugerah Literasi 2025 yang dirangkai dengan talk show bertema “Membumikan Literasi, Menumbuhkan Generasi Emas” di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Senin (27/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Musisi Literasi Nasional Ferry Curtis dan Plt Kepala Unit Kehumasan Bank Indonesia (BI) Fadhil Financia Islamiawan, dengan Sudarman, akademisi Universitas Mulawarman Samarinda, sebagai moderator.
Dalam penampilannya yang khas dengan topi bulat dan gitar di tangan, Ferry Curtis membahas keterkaitan antara sastra, musik, dan literasi. Ia menuturkan bahwa ketiganya memiliki hubungan erat dalam membentuk karakter dan cara berpikir masyarakat. Menurutnya, ide besar yang tidak dipahami oleh masyarakat akan kehilangan makna.
“Sehebat apapun ide yang disampaikan, jika masyarakat belum menerima, menjadi sia-sia. Jika tidak berbekal literasi, maka makna lagu bisa disalahpahami. Seharusnya lagu ini kebahagiaan, tetapi bisa saja diterima sebagai lagu kesedihan,” terangnya.
Ferry menambahkan, sastra dan musik merupakan dua bahasa rasa yang memiliki daya untuk menumbuhkan empati, imajinasi, dan kreativitas.
“Literasi bukan hanya tentang membaca teks, tapi juga mendengar, merasakan dan menafsirkan makna,” ungkapnya.
Ia berharap masyarakat dapat memandang literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar kegiatan membaca.
Sementara itu, Fadhil Financia Islamiawan dari Bank Indonesia menjelaskan bahwa literasi juga berperan penting dalam bidang ekonomi. Menurutnya, masyarakat perlu memiliki pemahaman literasi ekonomi agar mampu mengelola keuangan dengan bijak dan terhindar dari tindak penipuan.
“Salah satunya dengan membaca dan belajar cara untuk berbelanja dengan baik. Saat ini, angka inflasi terus menerus meningkat. Satu di antara faktornya adalah gaya belanja yang impulsif,” katanya.
Ia menjelaskan, perilaku konsumtif dapat memicu inflasi yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat.
“Kalau kita tidak berbelanja dengan bijak, kita jor-joran mengeluarkan uang, dampaknya akan inflasi. Inflasi ini adalah kenaikan harga barang pokok dalam waktu tertentu. Efek dari inflasi adalah daya beli masyarakat yang turun,” jelasnya.
Fadhil menambahkan, pemahaman dasar ekonomi seperti membedakan kebutuhan dan keinginan harus diterapkan agar masyarakat tidak terjebak gaya hidup konsumtif.
“Apalagi dunia digital perbankan semakin terus berkembang pesat, potensi kejahatan semakin meningkat. Jadi kita harus bisa melindungi data diri agar tidak diambil oleh penjahat yang menyalahgunakannya. Contohnya penggunaan paylater, yang syaratnya gampang,” tegasnya.
Melalui talk show tersebut, baik Ferry maupun Fadhil mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus meningkatkan minat baca dan memperluas wawasan. Mereka mendorong agar anak muda aktif mengakses berbagai sumber pengetahuan, baik dari buku di Perpustakaan Daerah Kaltim maupun melalui jurnal dan literatur digital yang tersedia secara daring.
Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian utama dalam Gebyar Anugerah Literasi 2025 yang tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga memperkuat semangat literasi lintas bidang dari seni hingga ekonomi guna mencetak generasi Kaltim yang cerdas, kritis, dan berdaya saing.(DHV)