SENDAWAR, Swarakaltim.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) mencanangkan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 Tahun 2025. BBGRM merupakan program tahunan untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.
Program ini dilaksanakan di tingkat desa hingga kabupaten dan melibatkan berbagai kegiatan seperti kerja bakti, bakti sosial, dan pelestarian lingkungan untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat. Kegiatan BBGRM ke-22 tahun 2025 dilaksanakan berlangsung di Sport Hall Linggang Bigung, Kamis (30/10/2025).
Bupati Kubar Frederick Edwin menyebut, kegiatan tersebut menjadi momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur gotong royong yang mulai luntur di tengah perubahan sosial. “Gotong royong adalah jati diri bangsa yang menggambarkan semangat kebersamaan dan kepedulian antarwarga,” tutur Bupati Edwin.
Bupati juga menegaskan, nilai kebersamaan itu perlu terus dijaga sebagai modal sosial dalam pembangunan daerah. Melalui BBGRM, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai pemerintah daerah, lembaga kemasyarakatan, dunia usaha, hingga tokoh adat dan agama untuk memperkuat semangat kerja bersama.
“Tahun ini, BBGRM mengusung tema “Melalui BBGRM Mewujudkan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa atau Kelurahan Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera”. Untuk itu mari kita tingkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan. Memperkuat semangat kebersamaan, kekeluargaan dalam semangat gotong royong,” pesannya.
Siapa yang bisa terlibat, lanjut Edwin, yaitu pemerintah desa atau kelurahan dan kampung, lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selain itu, Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta warga masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar dan mahasiswa.
Ia berharap kegiatan ini tak sekadar seremonial, tetapi mampu menumbuhkan kolaborasi nyata di tingkat desa dan kelurahan. “Dengan semangat kebersamaan, setiap tantangan pembangunan bisa dihadapi lebih mudah. Gotong royong jangan hanya jadi slogan, tapi gerakan nyata dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (Adv/vivie)