SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah menyiapkan langkah penataan ulang terhadap sejumlah sekolah yang rusak akibat banjir dan longsor. Upaya ini termasuk rencana pembangunan ulang dengan desain bangunan bertiang agar lebih tahan terhadap genangan air dan pergeseran tanah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, mengatakan saat ini terdapat empat sekolah yang menjadi prioritas penanganan, yaitu SMPN 48 di Jalan Proklamasi, SMPN 24 dan SDN 013 di Jalan Pangeran Suryanata, serta SMPN 27 di Jalan Batu Cermin.
“Sekolah kemungkinan tetap di lokasi semula, hanya saja bangunannya akan diganti dengan struktur bertiang,” ujarnya.
Untuk SMPN 48, Pemkot berencana memindahkan lokasi sekolah ke lahan milik pemerintah di kawasan Perumahan Borneo SKM, Jalan Damanhuri. Lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari bangunan lama dan dinilai cukup memadai untuk pembangunan gedung baru di atas lahan seluas setengah hektare.
“Jika pekerjaan cut and fill tidak berat, maka kemungkinan besar dibangun di situ. Tanah lama sudah terlalu sempit, hanya setengah hektare untuk tiga sekolah,” jelas Asli.
Berbeda dengan SMPN 48, SMPN 27 di Jalan Batu Cermin yang terdampak longsor tidak akan direlokasi. Pemerintah akan menata ulang kawasan sekolah setelah BPBD dan Dinas PUPR Samarinda meninjau kondisi tebing di atasnya yang kini membentuk genangan air menyerupai danau kecil.
“Lokasinya kemungkinan tetap, tetapi konsepnya dibuat bertrap. Lahan di situ masih memungkinkan bangunan dua sampai tiga lantai,” paparnya.
Sementara itu, untuk SMPN 24 dan SDN 013 di Jalan Pangeran Suryanata, persoalan banjir menjadi pertimbangan utama. Asli menyebutkan, pihaknya masih mengkaji opsi relokasi, namun tetap memperhitungkan jarak agar tidak menyulitkan siswa.
“Kalau dipindah kasihan anak-anak. Jadi kami pertimbangkan bangun bertiang di lokasi lama,” ujarnya.
Menurutnya, struktur bertiang merupakan solusi paling realistis karena kondisi tanah di kawasan tersebut cenderung cekung dan sering tergenang. Ia menambahkan, jika konsep ini berhasil direalisasikan, maka sekolah tersebut akan menjadi model bangunan tahan banjir di Samarinda.
“Kalau dibangun bertiang, bisa jadi sekolah model,” katanya.
Asli menegaskan, seluruh hasil kajian teknis akan disampaikan kepada Wali Kota Samarinda Andi Harun sebelum keputusan akhir diambil. Disdikbud pun telah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) untuk tiga sekolah prioritas, yakni SMPN 24, SMPN 27, dan SMPN 48.
“Tinggal penyesuaian berdasarkan kondisi lahannya, mudah-mudahan 2026 sudah bisa mulai dibangun,” pungkasnya.(DHV)