SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus memacu penyelesaian program Gratispol Internet Desa Gratis yang ditargetkan menjangkau seluruh desa pada awal 2026. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menegaskan bahwa progres pembangunan jaringan berjalan sesuai rencana meski menghadapi sejumlah kendala teknis di lapangan.
Faisal menjelaskan, keluhan masyarakat terkait koneksi internet yang lambat merupakan hal yang wajar mengingat beban penggunaan yang tinggi.
“Iya namanya banyak sekali, di kota juga kita bayar tiap bulan juga lemot. Banyak hal yang membuat lemot, bisa memang dari pusat atau mungkin ada gangguan,” ujarnya.
Ia menggambarkan gangguan internet sama seperti listrik atau air yang jika mengalami masalah sehari saja, dapat memicu keluhan besar dari masyarakat.
“Dalam 30 hari, satu hari aja rusak ributnya satu dunia padahal 29 harinya nyala terus. Nah, yang seperti itu harus dimaklumi,” kata Faisal.
Menurutnya, Diskominfo saat ini fokus memastikan pemasangan jaringan selesai dulu sesuai target tahun ini. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan pada Januari 2026 untuk menentukan titik-titik yang perlu perbaikan, termasuk kemungkinan mengganti provider jika diperlukan.
“Yang jelas kami jalan dulu. Januari 2026 kita akan evaluasi, mana yang ada masalah akan kita perbaiki. Kalau perlu provider-nya kita ganti, kan selesai,” tegasnya.
Hingga saat ini, total 734 desa telah berhasil dipasang jaringan internet gratis. Sementara 107 desa lainnya masih dalam proses pengerjaan, sehingga capaian program mencapai 87 persen. Faisal menyebut, tim teknis bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan target tersebut.
“Sehari itu rata-rata empat desa, itu pun tanpa libur,” ujarnya.
Ia mengakui, pemasangan di tahap akhir lebih sulit karena harus menjangkau lokasi-lokasi yang jauh dan tidak memiliki pasokan listrik memadai. Pada beberapa titik, tim terpaksa menggunakan perangkat Starlink untuk memastikan layanan tetap dapat tersambung.
“Memang yang terakhir ini agak lama karena tinggal yang sulit-sulit, yang nggak ada listrik, yang jauh,” jelasnya.
Faisal menegaskan bahwa masalah jaringan lambat tidak berkaitan dengan keterlambatan pembayaran dari pihak pemerintah. Seluruh pembayaran kepada penyedia layanan dilakukan lebih awal.
Selain gangguan teknis dari pusat, ia juga menyebut beberapa wilayah mengalami kendala fisik seperti kerusakan kabel karena digigit binatang. Meski begitu, Diskominfo berkomitmen terus melakukan perbaikan sambil meminta masyarakat memberi waktu bagi pemerintah untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
“Banyak hal yang menyebabkan terjadinya lemot. Yang jelas kami terus berusaha, dan insya Allah Januari kita akan evaluasi,” pungkas Faisal.(DHV)