SAMARINDA, Swarakaltim.com – Hujan yang menguyur Kota Peradaban Samarinda dan sekitarnya, Rabu (15/9/2021) tidak saja menyebabkan banjir di daerah langganan banjir, namun berdampak terhadap penerbangan dari dan ke Bandara APT Pranoto Samarinda.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Sekretariat Daerah (Setda) Kaltim, HM Syafranuddin menyebutkan, bersama ratusan penumpang Batik Air terpaksa harus berada di udara selama kurang lebih tiga jam. Lebih lama dari biasanya yakni 1 jam 50 menit untuk penerbangan Jakarta–APT Pranoto Samarinda.
“Saat akan mendarat, tiba-tiba saja pesawat kembali naik hingga ketinggian 1.421 meter, saya kira karena kondisi runway yang bermasalah belakangan akibat hujan lebat membuat pesawat tidak mendarat tepat waktu,” ungkap Syafranuddin yang akrab disapa Ivan, yang juga tercatat sebagai penumpang Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6256.
Dijelaskan Ivan, penerbangan dari Jakarta ke Samarinda, lancar karena cuaca cerah. Bahkan ketika akan mendarat sama sekali tidak ada gangguan apa-apa termasuk cuaca. Namun, saat roda pesawat akan menyentuh landasan bandara APT Pranoto tiba-tiba pesawat yang terbang dari terminal 2E Bandara Soekarno Hatta ini, kembali mengudara.
“Awalnya kami diberitahu angin bertiup terlalu kencang, sehingga tidak memungkinkan untuk mendarat di bandara yang sudah dua kali didarati pesawat kepresidenan ini,” terangnya.
Setelah mengundara kembali, pesawat sempat berputar di atas Samarinda, Muara Badak dan sekitar Tenggarong. Selama 1 jam lebih mereka berputar–putar di atas Samarinda dan sekitarnya ini, tak membuat penumpang resah bahkan mereka tetap menikmati penerbangan dengan santai.
Pesawat dengan kode penerbangan PK-LAJ, dijelaskan akhirnya mendarat mulus tepat pukul 15.03 Wita.
“Setelah beberapa kali holding di udara, akhirnya pesawat mendarat mulus tepat pukul 15.03 Wita namun dari arah Kota Bontang bukan dari Samarinda, sebelumnya akan mendarat dari arah Samarinda seperti biasanya,” cerita Syafranuddin yang mengaku kerap mengalami kejadian serupa.(sdn/aya/sk)