Tak Semata Urusan Keuntungan, Regenerasi Penenun Juga Dipikirkan

BERAU, Swarakaltim.com – Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna. Sebanyak 25 perajin diberdayakan, untuk menyatukan benang untuk menjadi kain tenun dengan motif khas Berau.

Warna kulit yang gelap, rambut ikal, jejeran gigi rapi dan putih serta gaya bahasa yang khas orang Timur. Wajah yang menandakan khas wanita Indonesia Timur bernama lengkap Bernadetha Dua Lise da Silva atau sapaan akrabnya Sonya. Sosok wanita inspiratif bagi warga kampung Tumbit Melayu Kabupaten Berau. Wanita ini merupakan pelopor penggerak perekonomian di Desa Tumbit Melayu.

“Daripada ibu-ibu di rumah bengong tidak ada pekerjaan, lebih baik menenun, bisa menjadi tambahan penghasilan buat keluarga,” ujar Sonya sapaan akrab Bernadetha.

Wanita kelahiran Maumere ini sangat suka ditemui dengan awak media. Tawa khasnya membuat betah berbincangl dan bersenda gurau di Rumah Tenun Berau Mera’ang baru-baru ini.

Keterampilan menenun sejak di Nusa Tenggara Timur (NTT) dibawa ke kampung Tumbit Melayu. Awalnya wanita ini hanya bersama adiknya namun sekarang sudah memiliki kelompok yang menyatukan beragam suku, Dayak, Jawa, Lombok, Timur, Bugis, Berau.

“Kelompok DALJATIMBUBERAU disingkatnya,” beber Sonya.

Tatanan kehidupan yang masih melekat dengan budaya mengharuskan para perempuan untuk bisa menenun.

Ini juga sejalan dengan keinginan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kaltim, Norbaiti Isran Noor yakni Regenerasi pengrajin perlu diperhatikan. 

Norbaiti pernah berujar sudah terlalu sering melihat penenun yang berusia lanjut. Kedepan berharap ingin melihat anak muda yang menjadi perajin sekaligus penerus budaya Indonesia.

Sejalan dengan Ketua Dekranasda Kaltim tersebut akan Regenerasi juga diaplikasikan disini. Ada anak – anak yang sedang menggulung benang di rumah tenun ini.

Sonya menuturkan regerenasi sangat penting untuk melestarikan budaya Indonesia. “Kami selalu mengajak anak-anak kami ke rumah tenun, setidaknya mereka kenal dengan tenun, setelah kenal mereka pasti menyukainya,” tandasnya.

“Saya ajak dan saya beri sejumlah uang kepada anak-anak yang telah menyelesaikan salah satu proses, ini merupakan stimulan agar anak tidak selalu bermain gadget di rumah,” terangnya dengan penuh semangat.

Ia mengaku sangat senang dengan keikutsertaan di Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021. Disini tenun dari Berau akan lebih dapat dikenal lagi. Serta lebih memberikan peluang untuk memasarkan produk ke luar bahkan sampai ke penjuru belahan dunia.

Gernas BBI Kaltim 2021 ini juga akan menjadi momentum pertumbuhan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang mana sebanyak 150 UKM ikut serta ambil bagian di dalamnya. Momen besar ini tentu sekaligus mendorong motivasi baru bagi pelaku usaha di Kaltim untuk semakin maju dan kreatif. Terutama usaha yang telah dikelola oleh BUMDes di Benua Etam.

Untuk diketahui, peluncuran Gernas BBI Kaltim 2021 nantinya akan dilakukan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan dengan Brand Ambassador Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar dan Gubernur Kaltim, Dr H Isran Noor. (dho)

Loading

Bagikan: