SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kalimantan Timur sudah di depan mata menjadi Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia, organisasi paguyuban Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) tentunya tak ingin warga mereka terpinggirkan saat ibu kota negara sudah berpindah di Kaltim dengan mempersiapkan para pemuda agar mampu bersaing tidak eksklusif.
Hal ini terungkap pada Dialog Kepemudaan dengan tema Peran Pemuda Dayak Dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan Kaltim garapan PDKT dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, ball room Hotel Haris Samarinda, Rabu (27/10/2021).
Dalam dialog yang diikuti mahasiswa Dayak ini menghadirkan pembicara yang juga tokoh Dayak yang telah sukses, yakni Syaharie Jaang yang juga ketua Umum PDKT, ketua Harian PDKT Marten Apuy, ketua I PDKT Rudyanto Sulisthio dengan dipandu Bendahara Umum PDKT Paulus Adam sebagai moderator.
Syaharie Jaang dalam paparannya tentang Peranan Mahasiswa Tantangan Masa Depan dan IKN menekankan jangan ada warga Dayak terpinggirkan di IKN nanti.
“Kesempatan harus direbut. Tidak bisa kita bermalas-malasan dan eksklusif. Caranya bagaimana para pemuda menyiapkan SDM-nya,” tegas Jaang seraya menggambarkan pengalaman hidupnya yang mengantarkan dirinya menjadi pemimpin 20 tahun di ibu kota Kaltim ini sebagai motivasi.
Menurut Jaang dalam pendidikan tidak cukup di formal saja namun juga non formal. “Tak cukup sarjana, pasca sarjana maupun doktor, tapi juga harus ditunjang pendidikan non formal, pentingnya tim work, kepemimpinan dan harus menjadi magnet serta peranan komunikasi. Tidak ada kemenangan itu hadiah, tapi harus direbut dan jangan pernah untuk berhenti belajar,” pesan Jaang.
Begitu pula Marten Apuy dengan paparan menekankan pentingnya penguasaan teknologi informasi (TI) yang sekarang ini dikemas dalam program smart city.
“Kita warga Dayak jangan sampai ketinggalan. Karena di IKN juga mengusung konsep modern, smart dan green. Kita harus persiapkan diri,” pesan tokoh politisi ini.
Tak kalah penting lagi dalam mempersiapkan pemuda Dayak di masa depan, Rudyanto menekankan pentingnya berorganisasi dalam paparannya.
“Kita orang Dayak sekarang ini harus bersaing, tidak bisa eksklusif. Saya ini tidak ada titel, pembicara yang lainnya ada titel. Tapi saya ada disini bisa berbicara karena saya berorganisasi. Organisasi ini banyak dirasakan orang-orang sukses,” terang Rudy pengusaha sukses yang merintis dari bawah.
Melalui organisasi lanjut Rudy bisa belajar kepemimpinan, berkomunikasi, keterampilan dan mempunyai jaringan lebih luas.
“Setiap orang punya cara masing-masing untuk sukses,” tegas Rudy yang juga ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) kota Samarinda.(dho)