Potensi Pemasaran Kakao Berau Terbuka Lebar

Foto Perkebunan Kakao di Kampung Long Lanuk Kecamatan Sambaliung.

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Kakao asal Kabupaten Berau sejak telah resmi menerima sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM melalui Kanwil Kemenkumham Kalimantan Timur (Kaltim), tentu diperhitungkan untuk bisa memenuhi kebutuhan Kakao secara nasional yang masih minus 320 ribu ton. Melihat kebutuhan tersebut berarti, apabila petani Kakao di Bumi Batiwakkal mampu menjaga konsistensi pada kualitas dan menambah kuantitas maka potensi pemasaran Kakao Berau terbuka lebar.

Hal tersebut diungkapkan Head of Cacao Busines Unit PT Berau Coal Muhammad Khodim dalam perbincangan seputar perkembangan perkebunana Kakao di Berau, Senin (14/2/2022). “Jadi kebutuhan Kakao saat ini masih tinggi, sehingga dengan areal perkebunan Kakao seluas 1.963 hektar yang tersebar di enam kecamatan yakni Sambaliung, Teluk Bayur, Gunung Tabur, Tabalar, Kelay dan Segah kita harapkan bisa menjawab kebutuhan Kakao baik didaerah maupun skala nasional dalam kurun waktu 3 bulan mendatang,” ungkap Khodim.

Masih menurutnya, kalau sampai kekurangan didaerah telah terpenuhi dan juga sanggup suplai kebutuhan skala nasional akan Kakao karena dari minus 320 ribu ton dari produksi 314 ribu ton, tantangan luar biasa. Itu sebabnya mengapa pasar Kakao masih terbuka, dan menjanjikan bagi para petani Kakao nantinya, baik dari sisi harga dan jumlah. Oleh karena itu dirinya berharap karena Kakao berau sudah memiliki kualitas bagus, kedepan bisa dinikmati belahan dunia Eropa bahkan Asia dan merambah ke Timur Tengah.

“Bisa dibayangkan begitu besarnya kebutuhan akan Kakao. Makanya peluang ini mari Petani Kakao kita manfaatkan secara maksimal dengan semakin termotivasi sehingga dari sekarang hingga kapanpun kualitas Kakao daerah kita ini tetap terjaga kualitasnya. Semoga saja dengan berkoordinasi secara intens, maka intansi terkait dalam waktu 3 bulan kebutuhan Kakao daerah bisa terpenuhi dan juga menjawab minus kebutuhan nasional,” imbuh Muhammad Khodim seklaigus mengakhiri penjelasannya. (Nht/Fdl)

Loading

Bagikan: