TENGGARONG, Swarakaltim.com – Gubernur Kaltim Isran Noor mengungkapkan keluhannya terkait minimnya dana perimbangan ke Kaltim sebagai daerah penghasil selama ini.
Dihadapan peserta Rapat Koordinasi Administrasi Pembangunan se Kaltim yang dihelat di Ballroom Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong, Senin 23 Mei 2022, Gubernur Isran mengatakan, kontribusi Kaltim terhadap penerimaan negara selama ini sangat besar, namun dana yang kembali dirasakan masih minim.
Sementara, Kaltim masih dihadapkan dengan sejumlah permasalahan pembangunan, terutama terkait infrastruktur, jalan dan jembatan yang kondisinya rusak di sejumlah wilayah di Kaltim. “Ruas jalan di Kaltim di mana-mana banyak yang hancur, ‘lerak’ bunyi urang Kutai,” sebut Gubernur Isran.
Isran mengeluhkan, disaat penerimaan anggaran daerah-daerah di Jawa naik, justru sebaliknya, penerimaan di luar pulau Jawa termasuk Kaltim sebagai daerah penghasil malah turun.
Mantan Bupati Kutai Timur ini membeberkan, komoditi kelapa sawit yang menghasilkan sekira 2,5-3 miliar USD perbulan, dan jika dirupiahkan mencapai Rp350 triliun. “Itu baru CPO (crude palm oil), belum lagi dari sektor minyak dan gas ataupun batu bara,” tutur Isran.
Kondisi tersebut, menurutnya tidak seimbang. Saat menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Isran mengusulkan dana bagi hasil seharusnya fifty-fifty. “50 persen dikelola pusat dan 50 persen kembali ke daerah penghasil,” katanya.
Kalau hal itu diterapkan, lanjut Isran, maka pendapatan daerah rata-rata bisa menambah 100 persen.
“Ini untuk menyeimbangkan disparitas pembangunan yang jauh antara daerah di Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa,” ujar Gubernur.
Nampak hadir, Sekda Kutai Kartanegara, Sunggono, Kepala Bappeda Kaltim, HM Aswin, Kepala Dinas Peternakan Munawwar, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Lisa Hasliana dan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin. (gie/her/adpimprovkaltim/adv/aya/sk)